KATA PENGANTAR
Pertama-tama perkenankanlah kami selaku
penyusun makalah ini mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
sehingga kami dapat menyusun makalah ini.
Ucapan terima kasih dan puji syukur kami sampaikan kepada Allah dan
semua pihak yang telah membantu kelancaran, memberikan masukan serta ide-ide
untuk menyusun makalah ini.
Kami selaku penyusun telah berusaha sebaik mungkin untuk
menyempurnakan makalah ini, namun tidak mustahil apabila terdapat kekurangan
maupun kesalahan. Oleh karena itu kami memohon saran serta komentar yang dapat
kami jadikan motivasi untuk menyempurnakan pedoman dimasa yang akan datang.
Oktoberr
2015
Penyusun,
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL...................................................................................... i
KATA
PENGANTAR
....................................................................................
ii
DAFTAR
ISI
....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ilmu Sosiologi.......................................................................... 2
2.2
Perkembangan Ilmu Sosiologi................................................................... 2
2.3
Contoh Penerapan Ilmu Sosiologi............................................................. 6
BAB
III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................. 9
3.2 Saran........................................................................................................... 10
DAFTAR
PUSTAKA.................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara sederhana sosiologi dipahami sebagai suatu disiplin
ilmu tentang keadaan masyarakat lengkap dengan struktur, lapisan , serta berbagai gejala sosial yang saling berhubungan. Dalam
sejarah perkembangannya maka sosiologi termasuk kedalam disiplin ilmu yang
masih muda usianya (dalam
perspektif barat).
Berawal dari Ibn Khaldun, dengan konsep pemikirannya yang sudah menjurus kepada
pemahaman terhadap gejala sosial yang berkembang di daerah arab dan beberapa
daerah lain sekitarnya, menyusul
kemudian Comte dengan objek pengamatan yang sama (yaitu:masyarakat), dan diteliti dengan metode ilmiah. Akhirnya di
tangan Comte lahir suatu cabang ilmu yang diperkenalkannya dengan
nama”sosiologi”.
Berkaitan dengan studi keislaman dan keberadaan masyarakat
muslim saat ini, maka
dalam makalah ini nantinya akan diuraikan bagaimana
perkembangan sosiologi ditengah masyarakat yang dimana sosiologi dijadikan sarana dan alat yang dapat
membawa studi-studi keislaman kepada pengkajian yang lebih dinamis terhadap
gejala-gejala yang terjadi dalam masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sosiologi
Istilah sosiologi pertama kali dicetuskan oleh seorang
filsuf asal Perancis bernama Auguste Comte dalam bukunya Cours de la
Philosovie Positive. Orang yang dikenal dengan bapak sosilogi
tersebut menyebut sosiolog adalah ilmu pengetahuan tentang masyarakat.
Kata sosiologi sebenarnya berasal dari bahasa Latin yaitu 'socius' yang
berarti teman atau kawan dan 'logos' yang berarti ilmu pengetahuan.
Disebutkan oleh Auguste Comte di atas yang menyatakan
sosiologi merupakan ilmu pengetahuan. Sebuah pengetahuan dikatakan sebagai ilmu
apabila mengembangkan suatu kerangka pengetahuan yang tersusun dan teruji yang
didasarkan pada penelitian yang ilmiah. Sosiologi dapat dikatakan sebagai ilmu
sejauh sosiologi mendasarkan penelaahannya pada bukti-bukti ilmiah dan
metode-metode ilmiah.
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari jaringan
hubungan antara manusia dalam bermasyarakat. Sedangkan secara luas sosiologi
merupakan ilmu pengetahuan tentang masyarakat dimana sosiologi mempelajari
masyarakat sebagai kompleks kekuatan, hubugan, jaraingan iteraksi, serta
sebagai kompleks lembaga/penata.
2.2 Sejarah Perkembangan Sosiologi
Pada
Zaman Keemasan Yunani
Tokoh
ilmu sosiologi dalam masa ini adalah Plato (429 – 347 SM). Pada masa itu Palto
sangat terkenal karena berhasil merumuskan teori organis mengenai masyarakat
yang mencakup kehidupan sosial dan masyarakat, menganggap bahwa instansi dalam
maysrakat sangat bergantung satu dengan yang lain secara fungsional sehingga
mereka harus bekerjasama.
Kemudian
Aristoteles (384 – 322 SM) berpendapat bahwa masyarakat adalah organism hidup
yang berdasar pada moral sehingga kerukunan, toleransi harus dimasukkan kedalam
nilai – nilai hidup bermasyarakat.
Pada
Zaman Renaissance (1200 – 1600)
Pada
masa ini muncul tokoh yaitu Machiavelli yang berpendapat bahwa politik dan
moral dipisahkan sehingga terjadi pendekatan mekanis terhadap masyarakat.
Kemudian berkembangalah teori politik sosial dimana pemerintah menjadi pusat
mekanismenya.
Pada
Abad Pencerahan (abad 16 dan 17)
Tokoh
pada masa ini adalah Thomas Hobbes (1588 – 1679) dengan bukunya “The
Leviathan”. Ajaran Thomas banyak diilhami oleh hukum alam, fisika dan
matematika. Pada masa ini muncuk kontrak sosial dimana muncul karena adanya
pandangan yang bersifat hukum sebagai akibat mulai ditinggalkannya pengaruh
keagamaan oleh pengaruh kemasyarakatan atau keduniawian.
Pada
Abad ke 18
John
Locke (1632 – 1704) yang dianggap sebagai Bapak Hak Asasi Manusia (HAM). Dia
berpendapat bahwa setiap manusia mempunyai hak dasar sangat pribadi yang tidak
dapat dirampas oleh siapapun termasuk oleh negara (seperti hak hidup, hak
berpikir, hak berbicara, berserikat dan lain – lain).
Selain
itu terdapat tokoh lain yaitu, J.J Rousseu (1712 – 1778) yang masih berpegang
pada kontrak sosial Hobbes, bahwa kontrak antara pemerintah dan rakyat
menyebabkan munculnya kolektivitas yang mempunyai keinginan sendiri – sendiri
dan berkembang menjadi keinginan umum. Keinginan umum inilah yang menjadi dasar
kontrak sosial negara dengan rakyatnya.
Pada
Abad ke 19
Pada
abad ini ilmu sosiologi mulai diperkenalkan oleh Aguste Comte (1798 – 1853)
yang didsarkan pada perkembangan interaksi antara sosial dan industrialis. Pada
masa ini sosilogi mulai dapat mandiri disebabkan sosiologi bisa munjukkan
obyeknya yaitu interaksi manusia, namun dalam pengembangannya masih menggunakan
ilmu lain contoh ilmu ekonomi.
Pada
Abad 20
Masa
ini sosiologi bisa dikatakan mandiri karena :
- Mempunyai obyek khusus yaitu interaksi antar manusia
- Mengembangkan teori sosiologi
- Mampu mengembangkan metode khusus untuk pengembangan sosiologi
- Sosiologi sangat relevan dengan perkembangan karena banyak pembanguna yang gagal dikarenakan tidak memperhatikan masukan dari sosilog.
Timbulnya
Sosiologi Modern
Seorang
yang berpengaruh dalam proses perubahan ini adalah sosiolog dari perancis
bernama Emile Durkheim (1858 – 1917) dengan buku Rule Of Sociological Method.
Beliau sangat pintar dalam mengkaji ilmu – ilmu secara empiris dalam membentuk
teori sosiologis, oleh karenanya Beliau disebut sebagai Bapak Pelopor Sosiolog
Modern.
Kemudian
muncullah tokoh W.I Thomas (1863-1947), yang berperan dalam perkembangan ilmu
sosilogi di Amerika dengan laporannya yang terkenal yang terdiri dari lima
jilid, yaitu mengenai keberhasilan petani Polandia yang berimigrasi di Amerika.
Ilmuwan
Herbert Spencer 1176, Beliau menggabungkan teori evolosi sosial dengan
mengaplikasikan teori Charles Darwin, bahwa terjadinya evolusi secara gradasi
dari suatu masyarakat primitive kearah masyarakat industry.
Seorang
Sosiolog Amerika Listerward (1883) dengan karyanya Dynamic Sosiology
menjelaskan tentang pergerakan aktivitas sosial yang hubungannya dilakukan oleh
para sosiolog.
Max
Webber (1884-1920) menjelaskan bahwa metode dalam ilmu pengetahuan alam tidak
dalam diterapkan dalam pengumpulan data ilmu sosial. Webber menjelaskan studi
ilmu sosial berdasarkan gejala dalam dalam dunia kehidupan bersama, maka
seharusnya dipahami dengan subjektifitas yang derajatnya diukur oleh peneliti
sosiolog yang dilaksanakan oleh manusia juga.
Perkembangan
di Indonesia
Di
Indonesia dimulai sejak sebelum perang dunia II. Tokoh yang memperkenalkan
adalah para pujangga antara lain : Sri Paduka Mangkunegara IV dari Surakarta,
mengajarkan Wulang Reh, yaitu tata hubungan antar masyarakat jawa dari berbagai
macam golongan di Jawa. Kemdian Ki Hajar Dewantara, dengan konsep kepemimpinan
dan kekeluargaan yang diterapkan di Organisasi Taman Siswa.
Setelah
Perang dunia II, muncul berbagai akademisi antara lain Akademi Politik di
Fakultas Sosial Politik Gajah Mada. Kemudian terbitnya buku karangan M.R Djody
Gondokusuman dengan judul Sosiologi Indonesia dll.
2.3 Contoh Penerapan Ilmu Sosiologi
Sebagai
ilmu yang mempelajari masyarakat, sosiologi mengkaji berbagai kenyataan sosial
yang ada di masyarakat. Ruang lingkupnya paling luas di banding cabang-cabang
ilmu lainnya. Seluruh kegiatan manusia sebagai anggota masyarakat beserta semua
yang dihasilkan dari proses sosial menjadi objek kajian sosiologi; mulai dari
masalah kemiskinan, kejahatan, perilaku seksual, kehidupan keluarga,
pendidikan, kelas-kelas sosial, konflik sosial, akibat pertumbuhan penduduk,
pelanggaran hukum, hingga program pembangunan negara. Semua persoalan tersebut
berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari manusia sebagai anggota masyarakat.
Setiap persoalan dapat terjadi di masyarakat, meski frekuensi dan intensitasnya
berbeda. Pada masa sekarang, kenyataan sosial yang sangat aktual adalah
penanganan kemiskinan, pembangunan masyarakat, penanganan korupsi, penegakan
hukum, dan integrasi bangsa. Sosiologi dapat memberikan sumbangan berharga
untuk menangani berbagai masalah-tersebut.
Pada
awalnya, sosiologi mengkajinya semata-mata untuk memahami realitas yang ada.
Kajian seperti ini bersifat murni keilmuan. Misalnya, masalah kemiskinan yang
dialami masyarakat desa. Sebagai ilmu murni (pure science), sosiologi berusaha
mencari pengetahuan mengenai kemiskinan tersebut; mengapa kemiskinan terjadi,
apa akibatnya, serta bagaimana intensitas dan kuantitasnya. Jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan itu dijadikan pengetahuan yang semata-mata digunakan
untuk pengembangan sosiologi sebagai ilmu (teori). Pada kajian murni untuk
kepentingan ilmu, sosiologi tidak sedikit pun bertujuan untuk mencoba mencari
jalan keluar agar masyarakat bisa terbebas dari kemiskinan.
Apabila
kajian mengenai kemiskinan ditujukan untuk merumuskan langkah-langkah praktis
guna menanggulangi kemiskinan, barulah sosiologi memasuki tahap penerapan. Di
sinilah arti penting sosiologi bagi kehidupan manusia. Sebagai ilmu terapan,
sosiologi dapat membantu manusia memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi
masyarakat.
Kemiskinan
tidak semata dikaji untuk menghasilkan pengetahuan (teori) mengenai kemiskinan.
Perkelahian pelajar tidak semata diteliti hanya untuk menyusun teori mengenai
terjadinya perkelahian pelajar. Akan tetapi, pengetahuan yang didapat mengenai
gejala sosial tersebut dilanjutkan dengan upaya praktis untuk menangani gejala-gejala
itu. Pencarian pengetahuan melalui ilmu murni sangat menunjang penerapan
praktisnya. Suatu praktik (penerapan) tidak akan berhasil optimal apabila tidak
didasari oleh pengetahuan yang memadai. Misalnya, penanganan penyalahgunaan
narkotika. Upaya ini mutlak membutuhkan informasi yang cukup mengenai segala
sesuatu yang berkaitan dengan penyalahgunaan narkotika. Informasi yang
dibutuhkan menyangkut siapa yang memakai, dari mana asalnya, di mana transaksi
terjadi, jenis apa yang dikonsumsi, apa akibatnya, seberapa banyak yang
beredar, dan kalau mungkin bagaimana jalur distribusinya. Untuk memperoleh
semua informasi itu diperlukan penelitian mendalam. Baru setelah semua
informasi terkumpul, maka usaha-usaha mengatasinya dapat dirumuskan dan dilaksanakan.
Sehubungan
dengan luasnya ruang lingkup objek kajian sosiologi, maka bidang-bidang
kehidupan yang dijangkau penerapan sosiologi pun sangat luas. Semua sisi
kehidupan manusia sebagai anggota masyarakat dapat menjadi bidang penerapan
pengetahuan sosiologi. Oleh karena itu, memiliki pengetahuan mengenai sosiologi
sangat penting bagi siapa saja. Seseorang belajar sosiologi tidak semata-mata
untuk menjadi sosiolog (ahli sosiologi). Menurut definisi Horton dan Hunt,
sosiolog adalah seseorang yang telah mendapatkan gelar sarjana atau telah
mengikuti studi lanjutan dalam sosiologi dan terikat dalam mengajar, mengadakan
riset, atau karya profesional lain dalam bidang sosiologi. Tanpa menjadi
sosiolog pun seseorang dapat berperan dalam penerapan pengetahuan sosiologi.
Hampir
semua karir (pekerjaan) memanfaatkan pengetahuan sosiologi; pekerja sosial,
dokter, hakim, insinyur, guru, birokrat, wartawan, dan bahkan berbagai
organisasi, perusahaan, dan yayasan membutuhkan peran sosiologi untuk melakukan
penelitian dan pengembangan. Karir apa pun yang dimasuki seseorang, dia tentu
akan menjadi warga masyarakat. Sebagai warga masyarakat, dia tentu
berpartisipasi dalam kelompok sosial, dan menjadi penerus kebudayaan
antargenerasi. Pengetahuan sosiologi dapat membantu setiap orang dalam
menjalankan perannya di masyarakat dengan bekal wawasan luas.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari bebrapa
uraian mengenai sosiologi kami dapat menyimpulkan bahwa sosiologi adalah suatu
ilmu yang mempelajari banyak tentang masyarakat dan kegiatan yang ia lakukan.
Sebagai ilmu yang mempelajari tentang kemasyarakatan, sosiologi terbagi kedalam
beberapa bagian sesuai dengan kajianya masing-masing, diantaranya yaitu
sosiologi pedesaan, sosiologi industri, sosiologi perkotaan, sosiologi medis,
sosiologi wanita, sosiologi militer, sosiologi keluarga, sosiologi pendidikan,
dan sosiologi seni.
Sosiologi
merupakan suatu ilmu yang relative baru bila dibandingkan dengan disiplin
ilmu-ilmu sosial lainya. Sosiologi mulai berkembang pada pertengahan abad ke-19
tepatnya tahun 1839, sosiologi berasal dari kata latin socius yang
berarti kawan, dan logos yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti kata atau
berbicara. Dengan demikian, sosilogi berarti berbicara mengenai masyarakatan,
tetapi bagi Comte sosiologi merupakan ilmu pengetahuan kemasyarakatan umum yang
merupakan hasil terakhir dari perkembangan ilmu pengetahuan.
Sebagaimana
ilmu-ilmu sosial yang lain, sosiologi juga mempunyai berbagai konsep,
generalisasi, dan juga teori. Adapun konsep dan generalisasi yang ada dalam
sosiologi diantaranya yaitu, masyarakat, peran, norma, sanksi, interaksi
sosial, konflik sosial, perubahan sosial, penyimpangan dan sebagainya.
Sedangkan teori-teori yang ada dalam ilmu sosiologi diantaranya yaitu, teori
tindakan sosial dan sistem sosial, teori evolusi, teori teknologi dan
ketertinggalan kebudayaan (curtural lag), teori dramaturgi, teori struktura,
teori globalisasi “no thing”, dan lain sebagainya.
3.2 Saran
Dengan tersusunya makalah mengenai
sosiologi ini, semoga kita lebih dapat memehami tentang ilmu sosiologi dan
segala aspek yang terdapat didalam ilmu sosiologi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Ary
H. Gunawan. Sosiologi Pendidikan.
Jakarta: Rineka Cipta, 2000
Pius
A Partanto dan M. Dahlan Al Barry. Kamus Ilmiah Populer.Surabaya: Arkola,
2000
http://pristality.wordpress.com/2011/01/07/sosiologi-bagi-masyarakat/
diakses tgl 11-04-2013
http://www.ilmusocial.com/2015/03/sosiologi-dalam-kehidupan-sehari-hari.html
0 Comments