MAKALAH
AQIDAH
DISUSUN OLEH :
NAMA :
KELAS :
GURU PEMBIMBING :
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis
panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat, karunia,
dan hidayah-Nya kami bisa menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya adapin
judul makalah ini adalah Akidah,
Selaku manusia biasa, kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih
banyak kekurangan dan kekeliruan yang tidak disengaja. Oleh karena itu kami membutuhkan
kritik dan saran yang membangun dalam penyempurnaan pembuatan makalah
selanjutnya. kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
masyarakat pada umumnya.
Penyusun,
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
KATA PENGANTAR
....................................................................................
ii
DAFTAR ISI
....................................................................................................iii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang .................................................................................... 1
B.
Tujuan................................................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Aqidah................................................................................ 3
B.
Beberapa Istilah Lain Tentang Aqidah................................................. 4
C.
Ruang Lingkup Pembahasan Aqidah................................................... 4
D.
Sumber Aqidah..................................................................................... 5
E.
Beberapa Kaidah Aqidah..................................................................... 6
F.
Fungsi Aqidah...................................................................................... 6
BAB
III PENUTUP
A.
Kesempulan.......................................................................................... 7
DAFTAR
PUSTAKA.................................................................................... 8
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dakwah
merupakan suatu hal yang penting dalam pergerakan islam di dunia. Setiap muslim
wajib untuk berdakwah, menyeru kepada kebajikan dan mencegah kepada kemunkaran.
Sebagaimana firman Allah SWT : “Dan hendaklah diantara kamu ada segolongan
orang yang menyeru kepada kebajikan,menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah
dari yang munkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali
Imron:104) Menurut Hamka (1982), dakwah bukan hanya dilakukan dengan ucapan,
tetapi dapat dilakukan dengan, perbuatan, tingkah laku, ramah-tamah, dan kasih
sayang. Dakwah dapat dilakukan di mana saja, seperti di masjid, rumah,
lingkungan masyarakat, kampus, dan lain-lain. Dalam makalah ini hanya akan
diterangkan tentang dakwah dalam keluarga, lingkungan masyarakat dan kampus.
B.
Tujuan
Dengan di buatnya makalah ini berharap
mempunyai banyak manfaat dan mempunyai banyak tujuan yang baik yang harus
dipegang teguh, yaitu untuk mengihlaskan niat dan ibadah kepada AllahI semata.
Karena Dia adalah pencipta yang tidak ada sekutu bagiNya, maka tujuan dari
ibadah haruslah diperuntukkan hanya kepadaNya juga membebaskan akal dan pikiran
dari kekacauan yang timbul dari kosongnya hati dari akidah. Karena orang yang
hatinya kosong dari akidah ini, adakalanya kosong hatinya dari setiap akidah
serta menyembah materi yang dapat di indera saja dan adakalanya terjatuh pada
berbagai kesesatan akidah dan khurafat. Ketenangan jiwa dan pikiran, tidak
cemas dalam jiwa dan tidak goncang dalam pikiran. Karena akidah ini akan
menghubungkan orang mukmin dengan Penciptanya lalu rela bahwa Dia sebagai Tuhan
yang mengatur, Hakim yang membuat tasyri'. Oleh karena itu hatinya menerima
takdir-Nya, dadanya lapang untuk menyerah lalu tidak mencari pengganti yang
lain. Meluruskan tujuan dan perbuatan dari penyelewengan dalam beribadah kepada
Allah dan bermuamalah dengan orang lain. Karena diantara dasar akidah ini
adalah mengimani para Rasul, dengan mengikuti jalan mereka yang lurus dalam
tujuan dan perbuatan.
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Aqidah
Aqidah artinya ketetapan yang tidak ada keraguan
pada orang yang mengambil keputusan. Sedangkan pengertian aqidah dalam agama
mksudnya adalah berkaitan dengan keyakinan bukan pada perbuatan. Seperti pada
aqidah dengan adanya Allah dan diutusnya para Rasul. Menurut Bahasa ( Etimologi
) :
• Berasal dari Al-aqdu artinya ikatan
yang kuat,bisa pula menjadi kepercayaan yang kokoh.
• Ikatan janji, terkadang juga disebut
aqdun.
• Aqidatan berarti keyakinan.
Menurut Istilah ( Terminologi ) : Yaitu perkara yang dibenarkan oleh hati dan
jiwa menjadi tentram karenanya, sehingga menjadi suatu kenyataan yang kokoh,
yang tidak tercampur oleh keraguan dan kebimbangan. Dengan kata lain, keimanan
yang pasti tidak terkandung oleh suatu keraguan apapun pada orang yang
meyakininya.
• Menurut hasan Al-Banna : “ Aqa’id (
bentuk jamak dari aqidah ) adalah beberapa perkara yang wajib diyakini
kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketenangan jiwa, menjadi keyakinan yang
tidak bercapur sedikitpun dengan keragu-raguan.
( Al-Banna,tt,hal.465 )
( Al-Banna,tt,hal.465 )
• Menurut Abu Bakar Jabir Al-Jazairy :
Aqidah adalah sejulah kebenaran yang
dapat diterima secara umum oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fhitrah.
Kebenaran itu dipatrikan oleh manusia didalam hati serta diyakini kesahihan dan
keberadaannya secara pasti dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan
kebenaran itu. (Al-Jazairy, 1978,Hal.21).
B.
Beberapa Istilah Lain Tentang Aqidah
Ada beberapa istilah lain yang semakna
atau hampir semakna dengan istilah aqidah, yaitu Iman dan Tauhid dan yang
semakna dengan ilmu aqidah yaitu Ushuluddin, Ilmu Kalam dan Fikih Akbar.
•
Iman, mencakup semua permasalahan
I’tiqadiyah dan mebenarkan didalam hati. Sesuatu yang diyakini oleh hati,
diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan perbuatan.
•
Tauhid, Artinya mengesakan ( mengesakan
Allah- Tauhidullah ). Ajaran atuhid adalah tema sentral aqidah dan iman, oleh
karena itu aqidah dan iman diidentikkan juga dengan istilah tauhid.
•
Ushuluddin, Artinya pokok-pokok agama,
yang mencakup rukun iman, rukun Islam dan apa-apa yang telah disepakati oleh para
imam.
•
Ilmu Kalam, Artinya berbicara atau
pembicaraan. Dapat dikatakan ilmu kalam karena banyak dan luasnya dialog dan
perdebatan yang terjadi antara pemikir masalah-masalah aqidah tentang beberapa
hal. Misalnya tentang Al-Quran apakah khaliq atau bukan, hadist atau qadim.
Tentang takdir, apakh manusia punya hak ikhtiar atau tidak. Tentang orang yang
berdosa besar kafir atau tidak. Pembicaraan atau perdebatan luas seperti itu
terjadi setelah cara berpikir rasional dan filsafati mempengaruhi para pemikir dan
ulam Islam.
•
Fikih Akbar, munculnya pemahaman ini
bahwa tafqquh fiddin yang diperintahkan Allah SWT, dalamsurah At-Taubah ayat
122.
C.
Ruang Lingkup Pembahasan Aqidah
Sistematika Hasan Al Banna:
a. Ilahiyat,
Pembahasan tentang segala yang berhubungan dengan Ilah (Tuhan, Allah) seperti
wujud Allah, nama-nama dan sifat-sifat Allah.
b. Nubuwat,
Berhubungan dengan Nabi dan Rasul (Kitab-kitab Allah, mu’jizat, Karamah dll)
c. Ruhaniyat,
berkaitan dengan alam metafisik seperti Malaikat, Jin, Iblis, Syaithan dsb
d. Sam’iyyat, Membahas segala sesuatu
yang hanya bisa diketahui lewat Sam’I (dalil naqli berupa Al Quran dan Sunnah)
seperti alam barzkah, akhirat dan Azab Kubur, tanda-tanda kiamat, Surga-Neraka
dsb.
Sebagaian ulama berpendapat bahwa
pembahasan pokok aqidah Islam harus terumus dalam rukun iman yang enam. Yaitu
iman kepada Allah, kepada Malaikat-Nya, kepada nabi dan rasul-Nya, kepada
kitab-kitab-Nya, kepada akhir dan iman kepada qada dan qadar.
Sistematika
Arkanul Iman:
1. Iman kepada Allah
2. Iman Kepada Malaikat
3. Iman kepada Kitab-kitab Allah
4. Iman kepada Nabi dan Rasul
5. Iman Kepada Hari Akhir
6. Iman kepada Taqdir Allah
1. Iman kepada Allah
2. Iman Kepada Malaikat
3. Iman kepada Kitab-kitab Allah
4. Iman kepada Nabi dan Rasul
5. Iman Kepada Hari Akhir
6. Iman kepada Taqdir Allah
D.
Sumber Aqidah
Sumber aqidah Islam adalah Al-Quran dan
As-Sunah, artinya apa saja yang disampaikan oleh Allah dan rasulnya wajib di imani
dan diyakini atau diamalkan. akal pikiran tidaklah jadi sumber akidah, tetapi
hanya berfungsi memahami nash-nash yang terdapat dalam kedua sumber tersebut.
dan akal tidak mampu juga menjangkau suatu yang tidak terikat dengan ruang dan
waktu. tetapi akal hanya perlu membuktikan jujur atau bisakah kejujuran
sipembawa berita tersebut di buktikan secara ilmiah oleh akal dan pikiran itu
aja. Sedangkan akal fikiran bukanlah merupakan sumber Aqidah. Firman Allah: ”...dan
kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur’an) sebagai penjelas atas segala
sesuatu petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah
diri.” (an-Nahl,16:89)
Apa saja yang disampaikan oleh Allah
dalam Al Quran dan Oleh Rasulullah dalam Sunnahnya wajib diimani (diyakini dan
diamalkan).Akal Pikiran tidak menjadi sumber aqidah, tapi hanya berfungsi
memahami nash-nash yang terdapat dalam kedua sumber tersebut. Akal tidak akan
mampu menjangkau hal-hal yang ghaib.
E.
Beberapa Kaidah Aqidah
Apa yang saya dapat dengan indera saya,
saya yakini adanya, kecuali bila akal saya mengatakan “tidak” .Keyakinan,
disamping diperoleh dengan menyaksikan langsung, juga bisa melalui berita yang
diyakini kejujuran si pembawa berita
Anda tidak berhak memungkiri wujudnya sesuatu yang sudah pernah dijangkau oleh inderanya.Akal hanya bisa menjangkau hal-hal yang terikat dengan ruang dan waktu Iman adalah fitrah setiap umat manusia keyakinan tentang Hari Akhir adalah konsekuensi logis dari keyakinan tentang adanya Allah
Anda tidak berhak memungkiri wujudnya sesuatu yang sudah pernah dijangkau oleh inderanya.Akal hanya bisa menjangkau hal-hal yang terikat dengan ruang dan waktu Iman adalah fitrah setiap umat manusia keyakinan tentang Hari Akhir adalah konsekuensi logis dari keyakinan tentang adanya Allah
F.
Fungsi Aqidah
Aqidah adalah dasar, fondasi untuk
mendirikan bangunan. Seorang yang mamiliki aqidah yang kuat, pasti akan
melakukan ibadah dengan tertib, memiliki akhlak yang mulia dan bermu’amalat
dengan baik. Ibadah seseorang tidak akan diterima oleh Allah swt kalau tidak
dilandasi dengan aqidah. peranan yang sangat besar dalam hidupnya antara lain:
·
Menopang seluruh prilaku, membentuk dan
memberi corak dan warna kehidupannya dalam hubungannya dengan makhluk lain dan
hubungannya dengan Tuhan.
·
Aqidah/ keyakinan akan memberikan
ketenangan dan ketentraman dalam pengabdian dan penyerahan dirinya secara utuh
kepada Zat yang Maha Besar
·
Iman memberikan daya dorong utama untuk
bergaul dan berbuat baik sesama manusia tanpa pamrih.
·
Dengan iman seorang muslim akan
senantiasa menghadirkan dirinya dalam pengawasan Allah semata.
·
Aqidah sebagai filter, penyaring
budaya-budaya non Islami (sekuler).
BAB
III
PENUTUP
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Akidah Islam adalah prinsip utama dalam
pemikiran Islami yang dapat membina setiap individu muslim sehingga memandang
alam semesta dan kehidupan dengan kaca mata tauhid dan melahirkan
konotasi-konotasi valid baginya yang merefleksikan persfektif Islam mengenai
berbagai dimensi kehidupan serta menumbuhkan perasaan-perasaan yang murni dalam
dirinya. Atas dasar ini, akidah mencerminkan sebuah unsur kekuatan yang mampu
menciptakan mu’jizat dan merealisasikan kemenangan-kemenangan besar di zaman
permulaan Islam.
Akidah memiliki peranan yang besar dalam membina akhlak setiap individu muslim sesuai dengan prinsip-prinsip agama yang pahala dan siksa disesuaikan dengannya, dan bukan hanya sekedar wejangan yang tidak menuntut tanggung-jawab. Lain halnya dengan aliran-aliran pemikiran hasil rekayasa manusia biasa yang memusnahkan perasaan diawasi oleh Allah dalam setiap gerak dan rasa tanggung jawab di hadapan-Nya. Dengan demikian, musnahlah tuntunan-tuntunan akhlak dari kehidupan manusia. Karena akhlak tanpa iman tidak akan pernah teraktualkan dalam kehidupan kita insya Allah.
Akidah memiliki peranan yang besar dalam membina akhlak setiap individu muslim sesuai dengan prinsip-prinsip agama yang pahala dan siksa disesuaikan dengannya, dan bukan hanya sekedar wejangan yang tidak menuntut tanggung-jawab. Lain halnya dengan aliran-aliran pemikiran hasil rekayasa manusia biasa yang memusnahkan perasaan diawasi oleh Allah dalam setiap gerak dan rasa tanggung jawab di hadapan-Nya. Dengan demikian, musnahlah tuntunan-tuntunan akhlak dari kehidupan manusia. Karena akhlak tanpa iman tidak akan pernah teraktualkan dalam kehidupan kita insya Allah.
DAFTAR
PUSTAKA
http://copyduty.blogspot.co.id/2011/04/makalah-aqidah.html
0 Comments