KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan pada kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami
berhasil menyelesaikan tugas makalah.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih
jauh dari kesempurnaan. Seperti halnya pepatah “ tak ada gading yang tak
retak “, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua
kalangan yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah kami selanjutnya.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Serta kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan.
Maret
2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL...................................................................................... i
KATA
PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang .......................................................................................... 1
B.
Rumusan
Masalah ...................................................................................... 1
C.
Tujuan ........................................................................................................ 1
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Asmaul Husna ......................................................................... 2
B.
Menguraikan
10 Asmaul Husna ................................................................ 3
C.
Bukti
Kebenaran Asmaul Husna ............................................................... 7
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
................................................................................................ 13
DAFTAR
PUSTAKA ................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Allah SWT adalah dzat yang Maha Perkasa,
keperkasaan Allah tiada bandingannya, tidak terbatas dan bersifat kekal. Allah SWT
menciptakan alam semesta ini untuk kepentigan umat manusia, dalam menciptakan
alam Allah tidak pernah meminta bantuan terhadap mahluk lain, oleh karena itu
kita sebagai hamba Allah hendaknya selalu memuliakan-Nya, kemampuan Allah
dengan cara selalu mentaati seagala apa yang telah diperintahkan-Nya dan juga
menjauhi segala sesuatu yang telah di larang-Nya.
Kemampuan Allah dalam menciptakan
alam beserta isinya merupakan wujud dari Asmaul Husna yaitu Al-Aziz, Allah
memiliki 99 Asma’ul Husna, termasuk di antaranya ialah Al-Gaffar, Al-Basit,
An-Nafi’, Ar-Rauf, Al-Barr, Al-Hakim, Al-Fattah, Al-Adl, Al-Qayyum, dan
seterusnya. Nama-nama tersebut telah disebutkan dalam Al-Qur’an bahwa adanya
Asmaul Husna sebagai bukti bahwa Allah maha perkasa dan maha bijaksana, untuk
itu maka kita wajib mengamalkan Asmaul Husna ke dalam kehidupan sehari-hari.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan Asmaul
Husna ?
2.
Jelaskan 10 Asmaul Husna !
3.
Bagaimana cara menunjukkan kebenaran
tanda-tanda kebesaran Allah melalui 10 Asmaul Husna (al-Muqsith, al-Waarits,
an-Naafi’, al-Baasith, al-Hafiidz, al-Walii, al-Waduud, ar-Raafi’, al-Mu`iz,
al-Afuww)?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui Asmaul Husna.
2.
Untuk menunjukkan kebenaran
tanda-tanda kebesaran Allah melalui Asmaul Husna.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Asmaul Husna
Etimologi
Asmaa'ul husna berasal dari kata اسماء jamak dari اسم yang artinya nama-nama sedangkan الحسنى artinya yang baik atau yang indah.
Terminologi Asma'ul Husna adalah nama nama milik Allah yang baik
lagi indah. Nama-nama Allah yang agung dan mulia
itu merupakan suatu kesatuan yang menyatu dalam kebesaran dan kehebatan Allah,
sebagai pencipta dan pemelihara alam semesta beserta segala isinya.
Sejak dulu
para ulama telah banyak membahas dan menafsirkan nama-nama ini, karena nama-nama
Allah adalah alamat kepada yang mesti kita ibadahi dengan sebenarnya. Meskipun
timbul perbedaan pendapat tentang arti, makna, dan penafsirannya akan tetapi
yang jelas adalah kita tidak boleh dalam mempergunakan atau menyebut
nama-nama Allah.
Selain
perbedaaan dalam mengartikan dan menafsirkan suatu nama terdapat pula perbedaan
jumlah nama, ada yang menyebut 99, 100, 200, bahkan 1.000 bahkan 4.000 nama,
namun menurut mereka, yang terpenting adalah hakikat Allah swt yang harus
dipahami dan dimengerti oleh orang-orang yang beriman seperti Nabi Muhammad
saw.
Seluruh nama
Allah bersifat Taufiqiyah, yaitu tidak ada ruang sedikitpun bagi akal untuk
menentukannya. Akal kita tidak mungkin sampai pada segala sesuatu yang
menyangkut hak Allah seperti dalam masalah nama-nama-Nya. Para ulama berpendapat bahwa kebenaran adalah
ketetapan dengan kebenaran yang lain. Dengan cara ini, umat Muslim tidak akan
mudah menulis "Allah adalah ..." karena tiada satupun yang dapat disetarakan
dengan Allah.
Berikut adalah beberapa dalil yang terkandung di dalam Al-Qur'an dan Hadis
tentang Asmaul Husna:
1.
"Dialah Allah, tidak ada Tuhan
(yang berhak disembah) melainkan Dia, Dia memiliki Asmaul Husna (nama-nama yang
baik)." - (Al-Quran, Surat Thaa-Haa: 8)
2.
Katakanlah: "Serulah Allah atau
serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia memiliki al
asmaaulhusna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu
dalam salatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di
antara kedua itu" - (Al-Quran.Surah Al Israa ': 110)
3.
Dari Abu Huraira R.A.: Nabi saw.
bersabda: "Allah itu memiliki sembilan puluh sembilan nama yang bagus.
Barang siapa yang mampu menghafalnya, maka dia akan masuk surga. Sesungguhnya
Allah itu ganjil [esa] dan Dia menyukai [jumlah] yang ganjil." - Sahih
Bukhari
Dan
dijelaskan dalam sebuah hadist yang artinya :
a. “Sesungguhnya Allah mempunyai 99 nama yaitu
100 dikurangi 1 (satu) barang siapa menghafalkannya akan masuk surga. Sesungguhnya
Allah itu witir (tidak genap). Dia menyukai witir itu (HR. Baihaqi)"
b. Menurut
Abdullah Sani dalam bukunya Asmaul Husna 76 nama dari Asmaul Husna terdapat
dalam Al Quran, sedang 23 lainnya terdapat dalam hadist.
Menurut Islam,
seorang muslim tidak akan diberi nama menyerupai nama Allah dalam bentuk yang
sama-misalnya Al Malik, tetapi bisa disebut Malik. Namun nama / sifat Allah
bisa digabungkan dengan kata "Abdul -" yang berarti hamba (contohnya.
- kepada Allah) dan biasa digunakan sebagai nama orang untuk orang Muslim.
Misalnya 'Abdul ar-Rahman ("hamba kepada Tuhan Yang Maha Pengasih").
B. Menguraikan 10 Asmaul Husna
Menurut
bahasa, asma’ul husna berarti nama-nama yang baik, sedangkan menurut istilah
berarti nama-nama baik yang dimiliki Allah sebagai bukti keagungan dan
kemuliaan-Nya. Di dalam al-Qur’an nama-nama yang baik dijelaskan pada Qs.
Al-A’raf/7: 180 sebagai berikut :
وَلِلَّهِ
الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي
أَسْمَائِهِ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Artinya:
“Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut
asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran
dalam nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah
mereka kerjakan.” (Qs. Al-A’raf/7: 180)
Nama-nama
indah (Asmaul Husna) yang berjumlah 99 menurut hitungan ulama Sunni,
dapat dirangkai secara kronologis begitu indah ibarat seuntai tasbih. Dimulai
dengan lafadz al-jalalah, Allah, dengan angka 0 (nol), yang di anggap angka
kesempurnaan, disusul dengan al-Rahman, al-Rahim dan seterusnya sampai
angka ke 99, al-Sabur. Dan kembali lagi ke angka nol, Allah (al-jalalah),
atau kembali lagi ke pembatas besar dalam untaian tasbih, symbol angka nol
berupa cyrcle, bermula dan berakhir pada stu titik, atau menurut istilah
Al-Qur’an: Inna li Allah wa inna ilaihi raji’un,(kita berasal dari tuhan
dan akan kembali kepada-Nya).
Seperti yang
telah disebutkan di atas bahwa Asmaul Husna Allah SWT berjumlah 99 nama.
Sebagian dari Asmaul Husna tersebut termasuk ke dalam sifat wajib Allah, yakni
sifat-sifat dan pasti dimiliki Allah SWT. Mengenai jumlah Asmaul Husna
Rasulullah SAW bersabda; Artinya:” Sesunnguhnya Allah itu mempunyai Sembilan
puluh Sembilan nama, seratus kurang satu. Barang siapa menghafalkannya dengan
meyakini akan kebenarannya maka ia masuk syurga, sesungguhnya Allah itu maha
ganjil tidak genap dan senang sekali sesuatu yang ganjil. (HR. Ibnu Majah).
Kembali lagi
ke pembahasan awal, yakni menguraikan sifat Allah dalam Asmaul Husna (Al
Muqsith, An Nafii`, Al Waarist, Ar Raafi`, Al Baasith, Al Hafizh, Al
Waduud, Al Waalii, Al Mu`izz, Al Afuww). Untuk lebih jelasnya saya
akan menguraikan sebagai berikut;
1.
Al Muqsith
المقسط Yang Maha Seimbang.
Allah tidak
pernah memberatkan satu pihak dengan pihak yang lain, dan Allah tidak
meringankan satu pihak dengan pihak yang lain, kaya dan miskin, kedudukan raja
dan budak, semuanya di Anggap sama.
2.
An Nafii`
النافع Yang Maha Memberi Manfaat.
Dikatakan
bahwa Dialah yang memberi Manfaat, Allah menciptakan apa-apa yang ada di bumi
ini untuk memberikan manfaat kepada mahluknya.
3.
Al Waarits
الوارث Yang Maha Pewaris.
Dalam
kehidupan manusia Allah tidak hanya mewarisi harta, tanah/daerah (QS, Al-Ahzab
33.27) tapi juga Al-Qur’an (Qs. Al-Fatir 35.32) bahkan atas izin-Nya seseorang
dapat mewarisi ilmu (An-Naml 27.16) yang penting adalah mewarisi syurga (Qs.
Maryam 19.19) .
4.
Ar Raafi`
الرافع Yang Maha Meninggikan (makhluknya).
Walaupun
kita sudah jatuh, Ia dapat membangkitkan kita kembali, walaupun sudah mencapai
titik rendah, Ia bisa meninggikan kembali. Karena tidak ada yang tidak mungkin
bagi Allah untuk dapat melakukannya.
5.
Al Baasith
الباسط Yang Maha Melapangkan (makhluknya).
Ketika kita
dihadapkan dengan permasalahan hidup seakan-akan hari-hari yang kita hadapi
cukup lama, ketika kita mendapatkan musibah seakan-akan kita pesimis untuk
dapat melaluinya dan enngan mengikhlaskannya. Tapi ketika kita sadar, Dialah
(Allah) yang maha melapangkan segala-galanya, Dalah yang melapangkan jiwa
kita, yang membesarkan hati kita dan meningkatkan kesadaran kita. Karena Allah
Maha Pengasih lagi penyayang hamba-Nya.
6.
Al Hafizh
الحفيظ Yang Maha Memelihara.
Begitu besar-Nya
ia, sehingga segala sesuatu dapat dipelihara-Nya, tanpa pilih kasih,
manusia yang kecil, yang sempit wawasannya tidak bisa mengasihi setiap orang.
Manusia juga tidak bisa disebut sang pemelihara. Paling banter, kita hanya
memelihara keluarga kita sendiri dan itupun karena kehendak-Nya. Tanpa
rahmat-Nya kita tidak dapat melakukan apapun. Sebagai pemelihara dan
melestarikan sifat-sifat bijak kita. Ia memberikan kepada fisik kita, ia pula
yang memenuhi kebutuhan rohani kita. Pada saat melemah Ia lah sumber kekuatan,
karena Ia adalah yang memberi kekuatan (al-Muqit).
7.
Al
Waduud
الودود Yang Maha Mengasihi.
Imam
Al-Ghazali berkata, bahwasanya kata Wadud itu lebih mendekati makna rahmat,
tetapi rahmat menyandarkan kebaikan kepada orang yang
dikasihani, sedangkan orang yang dikasihani ialah orang yang membutuhkan dan
orang yang kesulitan. Perbuatan Ar-Rahim itu mensyaratkan orang yang
dikasihani itu lemah, sedangkan perbuatan Al-Wadud itu tidak
demikian. Sebab, rahmat yang diberikan Allah kepada siapa yang
dikehenndaki-Nya, termasuk di dalamnya orang mukmin, orang durhaka, orang kuat
dan orang lemah. Tetapi kasih sayang-Nya khusus bagi orang-orang mukmin,
sebab mereka adalah orang-orang yang dikasihi oleh Allah dan merekalah
orang-orang yang khusus mendapatkan kasih saayang-Nya sebagai tambahan dari
rahmat yang telah mereka peroleh.
8.
Al
Walii
الولي Al-Waliy Yang Maha Melindungi
Sahabat-sahabat
kita di dunia ini tidaklah bisa melindungi kita, hari ini melindungi besok tidak,
hari ini sahabat, bisa jadi besok berubah menjadi musuh, bahkan ketika ada
suatu bencana pun mereka tak mampu menolong kita, Mereka bukanlah sahabat
sejati kita, mereka hanyalah teman bagi kita, karena hanya Allah lah yang bisa
melindungi kita kapan pun dan dimanapun, karena erlindungan-Nya tak terbatas
oleh ruang dan waktu.
9.
Al Mu`izz
المعز Yang Maha Memuliakan (makhluk-Nya).
Dikatakan
bahwa Al-Mu’izz itu adalah Dzat yang memberikan kemuliaan kepada
hamba-hamba yang dikehendaki-Nya, sedangkan Al-Mudzill itu ialah Dzat yang
menundukkan orang yang dikehendaki-Nya dengan jalan menghinakannya. Namun
jangan lupa di balik penarikannya kembali itupun terdapat kemurahan Allah, Ia
ingin meningkatkan kesadaran kita dan merendahkan derajat kita itu
merupakan sarana untuk mencapai apa yang di inginkan-Nya. Hanya kesadaran yang bisa menyelamatkan kita, dan Ia ingin kita selamat, makadari itu
janagn pernah meragukan kebijakan-Nya, apapun di lakukan oleh-Nya untuk membuat
kita sadar. Karena Ia maha Memuliakan (mahluk-Nya).
10. Al- Afuww
العفو Yang Maha Pemaaf.
Al Afuww ialah Dzat yang menghapuskan segala kejahatan dan memaafkan orang-orang
yang telah berbuat maksiat. Kata al-Afuww ini mendekati makna Al-Ghafur, tetapi ia
lebih sempurna. Sebab, Al-Ghafur itu adalah as-sitr
(merahasiakan), sedangkan Al-Afuww itu adalah al-mahwu (menghapuskan).
Dikatakan
bahwa para malaikat yang ditugasi untuk mencatat amal perbuatan manusia
menghaturkan catatan amal-amalnya pada hari kiamat, lalu mereka lihat sebagian
besar lembaran amal itu telah terhapus, padahal mereka mengetahui apa isinya.
Maka sadarlah mereka bahwa Allah telah menghendaki kebaikan buat orang itu.
Firman Allah: “Dan Dialah yang menerinza tobat dari hamba-hamba-Nya dan
memaafkan kesalahan-kesalahan…” (QS. Asy-Syura: 25).
C. Bukti Kebenaran Asmaul Husna
1.
Al-Muksit المقسط artinya Yang Maha Pemberi Keadilan
Maknanya adalah Allah Maha
menyebarkan keadilan dan kejujuran. Semua telah diciptakan oleh Allah secara
seimbang, ketidak seimbangan sedikit saja akan menjadi bencana bagi manusia dan
ciptaan NYA. Allah memberikan kekuatan yang lebih pada sebagian ciptaannya dan
kelemahan tertentu serta memberi kekayaan dan kemiskinan kepada sebagian orang
dan sebagian yang lainnya, karena keadilannya.
Allah memperlakukan hamba hamba
seadil adilnya tidak ada satu perbuatan yang luput dari perhatian NYA. Semua
mendapat ganjaran, baik itu kekeliruan, kesalahan, kezaliman maupun
kebaikan.Allah memberikan ganjaran kepada yang zalim dan memberikan ganjaran
dari yang di zalimi dengan sebaik baiknya ganjaran, namun dalam melakukan hal
itu Allah memberikan ganjaran sebaik baiknya kepada keduanya, hanya Allah yang
Maha Adil yang menjadikan keduanya mendapat ganjaran terbaik.
Bukti kebenaran yang terkandung
dalam al-muksit. Allah SWT berfirman dalam Q.S Ali imran 3/18, maknanya
adalah :
a.
Tidak ada satu mahluk di alam
semesta ini yang dapat menyamai keadilan Allah.
b.
Pengadilan allah SWT pasti akan
terjadi, akan menimpa siapa saja.
c.
Manusia akan menerima keadilannya
dan keputusan darinya sesuai dengan yang dilakukan.
Allah SWT Mewarisi segala sesuatu
yang ia miliki kepada hambanya. Bukti
kebenaran yang terkandung dalam Al-waris Q.S Al-Hijr : 23. Lautan, samudera,
tanah tempat kita menginjakkan kaki sehari-hari, bulan, bintang dan masih
banyak lagi ciptaan-Nya yang tidak bisa kita hitung. Allah telah mewariskan
sebagian dari apa yang Ia ciptakan untuk kita. Dalam kehidupan manusia Allah
tidak hanya mewarisi harta, tanah atau daerah disebutkan dalm QS. Al-Ahzab
33.27) tapi juga Al-Qur’an (QS. Al-Fatir 35.32) bahkan atas izin-Nya seseorang
dapat mewarisi ilmu (An-Naml 27.16) yang penting adalah mewarisi surga (Qs.
Maryam 19.19) . Orang-orang yang memandang dengan mata hati senantiasa
menyaksikan makna dari ayat-ayat ini dan mendengarkannya. Mereka yakin bahwa
kerajaan itu hanya milik Allah sendiri, pada setiap hari, setiap saat, dan
setiap detik, karena itulah Dia azali dan abadi. Hal ini dapat dicapai oleh
mereka yang memahami hakikat tauhid, dan mengetahui bahwa yang tunggal
perbuatannya di langit dan di bumi hanya satu. Berakhlak dengan ism ini mengharuskan kita menjadi warits dari apa yang telah dilakukan
oleh orang-orang saleh, sebab ulama itu adalah pewaris para nabi.
Maknanya
adalah :
a.
Bahwa Allah SWT lah yang menciptakan
alam semesta, bumi, langit dan seisinya untuk di kelola oleh makhluknya dengan
sebaik-baiknya, Q.S Maryam : 40.
b.
Manusia harusnya menyadari bahwa
semua milik Allah dan semuanya adalah titipan darinya maka manusia tidak boleh
bakhil/kikir dan sombong.
3.
An
Nafii النافع artinya Yang Maha Memberi
Manfaat
ALLAH adalah pencipta kebaikan dan
pemberi manfaat yang utama bagi hamba NYA. Karunia Allah tertinggi kepada
manusia adalah akal, hati nurani dan iman. Kasih sayang Allah seperti
kebaikan-kebaikan NYA terus menerus diberikan kepada hamba hamba NYA. Jika kita
menginginkan sesuatu maka kehendak tersebut tidak akan dapat menghantarkan
kepada kita apa yang kita inginkan atau menjadikan kita memiliki kehidupan yang
kita kehendaki. Seringkali apa yang kita sukai terlepas dari genggaman kita dan
apa ang ktia tidak inginkan malahan mengejar kita. Itulah kehendak Allah yang harus
kita syukuri. Allah menciptakan segala sesuatu untuk memenuhi kebutuhan
kita. Hewan, tumbuh-tumbuhan, bahkan seluruh ciptaan Allah di jagad raya ini.
Diantara tumbuh-tumbuhan banyak sekali kasiat yang bermanfaat, sehingga bisa
dijadikan obat untuk menyembuhkan penyakit yang kita derita, atas izin-Nya pula
seseorang dapat menjadi dokter yang bisa menyembuhkan pasien-pasiennya dan
semua itu tidak akan terjadi kecuali dengan kebesaran Allah swt.
Bahwa Allah SWT lah yang berkuasa
untuk mencukupi rizki / segala kebutuhan hidup dan menentukan segala urusan
yang dihadapi mahluknya Q.S Al-Baqarah 245. Allah tidak akan memberi cobaan
melebihi batas kemampuan hamba-Nya. Ketika kita mendapat suatu musibah,
sepertinya kita sudah tak mempunyai kekuatan apa-apa, kita merasa lemah, dan
terpuruk, tetapi tanpa kita sadari pada ahirnya kita juga dapat melaluinya,
sungguh ini merupakan kebesaran Allah yang melapangkan, hati kita, jiwa kita,
dan kesabaran kita.
Makna yang terkandung dalam
AL-Basith
a.
Allah SWT tidak terbatas, maka
mintalah sama Allah SWT
b.
Allah Melipatgandakan Rizki dan
karunia nya bagi mereka yang bersyukur (Q.S Al-Ibrahim :7)
Dari kata dasar hifz artinya
menjaga. Bahwa Allah SWT lah yang memelihara, menjaga & mengendalikan semua
ciptaannya (Q.S. Yusuf 64) dan (Q.S Al-Anbiya : 82). Tidak ada seorangpun yang
dapat menandingi kekuasannya dan mengendalikan segala urusan makhluknya.
Bukti kebenaran Al-Hafizh terdapat
dalam surat Al-Baqarah 255. Maknanya adalah
a.
Allah SWT menjaga mahluknya dari
kehancuran dan kerusakan
b.
Allah SWT mencatat, menghitung dan
memberi balasan kepada hambanya
c.
Allah SWT menjaga para walinya yang,
melindungi dari kemungkinan berbuat dosa.
6.
Al-waliyy الولى
(Allah SWT yang maha melindungi)
Maksudnya adalah Allah yang maha
melindungi semua mahluknya ciptaanya dari segala ganguan yang mengancam
kehidupannya. Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah : 107 Dan
Al-Qur’an surat Muhammad : 11
Bukti kebenaran Al-waliyy
a.
Orang yang beriman akan mendapat
1)
perlindungan dari Allah SWT di dunia
dan di Akhirat
2)
mendapat rahmat dan pertolongan dari
Allah SWT
3)
mendapat keselamatan dan kemenangan
dalam menjalani hidup
4)
mendapat kesuksesan hidup di dunia,
sebagai bekal hidup di akhirat.
5) Kelak di
akhirat Orang kafir tidak akan mendapat perlindungan dari Allah SWT
Agar seseorang mukmin dapat
meneladani Makna yang terkandung dalam al-waliyy maka dalam seluruh aspek
kehidupannya harus menerapkan prinsip proteksi (saling melindungi) dan
mengamankan segala kemungkinan yang menggangu roda kehidupan (dari nafsu dan
godaan setan yang terkutuk.
7.
Al-wadud
الودود artinya
yang Maha mengasihi.
Secara
istilah allah memiliki sifat yang mengasihi terhadap mahluknya tanpa
terkecuali, terhadap siapapun tanpa pilih kasih. Menurut pendapat Az-zujaji,
Al-wadud artinya dialah zat yang mengasihi dan yang mencintai hambanya yang
shaleh. (Q.S Al-Buruj : 13-14).
Bukti kebenaran Al-wadud
a.
Allah SWT yang memberikan nikmat
kepada manusia baik yang tampak maupun tidak nampak
b.
Allah SWT Memuliakan anak keturunan
Adam dengan memberikan Akal, hati, dan keistimewaan lainya.
c.
Allah SWT menurunkan Nabi dan Rasul
untuk menyelamatkan hidup manusia dari kesesatan hidup.
8.
Ar-rafi
الرافع (Allah Yang Maha Meninggikan)
Secara istilah Ar-Rafi artinya bahwa
Allah SWT memiliki kekuasaan untuk untuk menggankat harkat dan martabat
makhluknya pada derajat yang terbaik (sempurna). Allah SWT berfirman dalam
Al-Qur’an surat Al-Waqiah : 1-3.
Bukti
kebenaran Ar-rafi
a.
Allah SWT akan meninggikan derajat
orang yang beriman dan berilmu
b.
Allah SWT akan meninggikan tempat
manusia
c.
Bagi mereka yang senantiasa
tawadu dalam menjalani hidup
9.
Al-Mu’izz المعز (Allah SWT yang
Maha Memuliakan)
Secara istilah Al-Mu’izz berarti
segala kemuliaan hanya milik Allah SWT dan akan di berikan kepada hambanya yang
dikehendaki.
Bukti kebenaran Al-Mu’izz
a.
Allah SWT akan memuliakan
orang-orang yang jiwanya tenang dan senantiasa mengingat Allah
b.
Orang yang senantiasa mengingat
Allah SWT akan dapat mengendalikan nafsunya dan Allah Akan memuliakannya kelak
di Akhirat.
10. Al-‘Affuww
العفو (Allah SWT yang Maha Pemaaf)
Maknanya adalah bahwa Allah SWT akan
memaafkan, Al-afw berarti memafkan dosa-dosa dan tidak membalas
orang-orang yang berbuat salah. Menurut Imam Al-Gazali Al-Afuww artinya yang
menghapuskan keburukan-keburukan dan mengampuni kekejian.
Bukti kebenaran Al-Affuw
a.
Allah SWT Akan memaafkan dosa
hambanya karena keterbatasan dan ketidakmampuan hambanya
b.
Allah SWT akan memperlihatkan dosa
hambanya dan menutupi sebagian besar dosa hambanya kelak di Akhirat.
Hal tersebut terdapat dalam
Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 286.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Allah
memiliki 99 nama yang indah atau lebih terkenal dengan sebutan
Al-Asma-ul-Husna. Nama-nama tersebut merupakan cerminan dari perilaku Allah
terhadap Hambanya. Karena itu, jika nama-nama tersebut kita sebut sebagai suatu
permohonan, niscaya akan mempunyai pengaruh yang sangat besar,
Anjuran untuk berdoa menggunakan Asmaul Husna telah tercermin dalam firman Allah: “Hanya milik Allah Asma-Ul Husna, maka berdoalah kepadaNya dengan menyebut Asma-Ul Husna, dan tinggalkan orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-namaNya. Nanti mereka akan mendapatkan balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (Surat Al-A’rof Ayat 180).
Anjuran untuk berdoa menggunakan Asmaul Husna telah tercermin dalam firman Allah: “Hanya milik Allah Asma-Ul Husna, maka berdoalah kepadaNya dengan menyebut Asma-Ul Husna, dan tinggalkan orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-namaNya. Nanti mereka akan mendapatkan balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (Surat Al-A’rof Ayat 180).
Dalam Sifat
Asmaul Husna-Nya Ia telah menujukan kebesaran-kebesaran yang masuk akal hingga
yang tidak masuk akal, semuanya dapat di kehendaki oleh-Nya karena Allah Maha
Kuasa di atas segala-galanya di jagat raya ini, begitu banyak kemurahan dan
nikmat yang di berikan kepada hamba-Nya tanpa pandang bulu, Semua Ia berikan,
karena Allah adalah Dzat yang Maha Pengasih, Maha Pemurah lagi maha Memelihara.
Oleh karena
itu sebagai hamba Allah yang taat dan patuh senantiasa akan mengamalkan
sifat-sifat tersebut dalam kehidupan sehari-hari, serta meneladaninya sebagai
wujud kecintaan kita terhadap Allah SWT. Wallahua’lam Bissawab.
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.masuk-islam.com/99-nama-nama-allah-asmaul-husna-lengkap-berserta-arti-dan-dalilnya.html
http://masumam23.blogspot.com/2012/01/materi-kelas-x-bab-i-asmaul-husna.html
http://evakholisina.blogspot.com/2012/05/10-asmaul-husna.html
http://lumrisaja.blogspot.com/p/asmaul-husna-ma-kls-x.html
http://eduie.blogspot.com/2013/01/asmaul-husna.html
http://citrariski.blogspot.com/2011/02/asmaul-husna.html
http://rikaanjarsetiawan.blogspot.com/2012/09/makalah-10-asmaul-husna.html
http://bayunurhadacrsb.blogspot.com/2012/11/makalah-agama-sifat-sifat-allah_26.html
http://madingmansumpiuh.blogspot.com/2010/08/perilaku-orang-yang-mengamalkan-10.html
http://lathifashofi.wordpress.com/2011/05/10/makalah-asmaul-husna/
http://dikset.blogspot.com/2012/08/makalah-asmaul-husna.html
0 Comments