KATA PENGANTAR
Sebelumnya
kami mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya kepada kami , sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini tepat pada waktunya.
Ucapan terima kasih dan puji syukur kami sampaikan kepada
Allah dan semua pihak yang telah membantu kelancaran, memberikan masukan serta
ide-ide untuk menyusun makalah ini.
Semoga
makalah ini dapat memenuhi kewajiban saya Saya menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna, untuk itu Saya mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Oktoberr 2015
Penyusun,
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL...................................................................................... i
KATA
PENGANTAR
....................................................................................
ii
DAFTAR
ISI
....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 Masjid......................................................................................................... 2
2.2 Makam........................................................................................................ 2
2.3 Seni Rupa
dan Aksara................................................................................ 3
2.4 Seni
Sastra.................................................................................................. 4
2.5 Sistem
Kalender.......................................................................................... 5
2.6 Seni
Musik dan Tari.................................................................................... 6
2.7 Sistem
Pemerintahan................................................................................... 6
BAB
III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................. 7
DAFTAR
PUSTAKA.................................................................................... 8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar belakang
Agama
dan budaya Islam yang masuk ke Indonesia mempengaruhi kebudayan asli Indonesia sehingga
menimbulkan akulturasi kebudayan sehingga lahirlah corak baru kebudayan
Indonesia.
Islam merupakan salah satu agama yang masuk
dan berkembang di Indonesia. Hal ini tentu bukanlah sesuatu yang asing bagi
Anda, karena di mass media mungkin Anda sudah sering mendengar atau membaca
bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki penganut agama Islam terbesar di
dunia
Agama Islam masuk ke Indonesia dimulai dari
daerah pesisir pantai, kemudian diteruskan ke daerah pedalaman oleh para ulama
atau penyebar ajaran Islam. Mengenai kapan Islam masuk ke Indonesia dan siapa
pembawanya terdapat beberapa teori yang mendukungnya. Untuk lebih jelasnya
silahkan Anda simak uraian materi berikut ini. Proses Masuk dan Berkembangnya
Agama dan Kebudayaan Islam di Indonesia
Proses masuk dan berkembangnya agama Islam di
Indonesia menurut Ahmad Mansur Suryanegara dalam bukunya yang berjudul
Menemukan Sejarah, terdapat 3 teori yaitu teori Gujarat, teori Makkah dan teori
Persia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Masjid
Dilihat
dari segi arsitektuknya, masjid-masjid kuno di Indonesia menampakan gaya
arsitektur asli Indonesia dengan ciri-ciri sebagai berikut.
- Atapnya bertingkat/tumpang dan ada puncaknya (mustaka).
- Pondasinya kuat dan agak tinggi.
- Ada serambi di depan atau di samping.
- Ada kolam/parit di bagian depan atau samping.
Gaya
arsitektur bangunan yang mendapat pengaruh Islam ialah sebagai berikut:
- hiasan kaligrafi;
- kubah;
- bentuk masjid.
Adapun
bangunan masjid kuno yang beratap tumpang, antara lain sebagai berikut
1. Masjid beratap tumpang, antara lain sebagai berikut.
1. Masjid beratap tumpang, antara lain sebagai berikut.
- Masjid Agung Cirebon dibangun pada abad ke-16.
- Masjid Angke, Tambora dan Marunda di Jakarta dibangun pada abad ke-18.
- Masjid Katangka di Sulawesi Selatan dibangun pada abad ke-17.
2.
Masjid beratap tumpang tiga, antara lain sebagai berikut.
- Masjid Agung Demak dibangun pada abad ke-16.
- Masjid Baiturahman di Aceh, dibangun pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, yakni pada abad ke-17.
- Masjid Jepara
- Masjid Ternate
3.
Masjid beratap tumpang lima ialah Masjid Banten yang dibangun pada abad ke-17.
2.2. Makam
Makam khususnya untuk para raja
bentuknya seperti istana disamakan dengan orangnya yang dilengkapi dengan
keluarga, pembesar, dan pengiring terdekat. Budaya asli Indonesia terlihat pada
gugusan cungkup yang dikelompokkan menurut hubungan keluarga. Pengaruh budaya
Islam terlihat pada huruf dan bahasa Arab, misalnya Makam Puteri Suwari di
Leran (Gresik) dan Makam Sendang Dhuwur di atas bukit (Tuban).
2.3. Seni Rupa dan Aksara
Akulturasi bidang seni rupa terlihat
pada seni kaligrafi atau seni khot, yaitu seni yang memadukan antara seni lukis
dan seni ukir dengan menggunakan huruf Arab yang indah dan penulisannya
bersumber pada ayat-ayat
suci Al Qur'an dan Hadit. Adapun fungsi seni kaligrafi adalah untuk motif batik, hiasan pada masjid-masjid, keramik, keris, nisan, hiasan pada mimbar dan sebagainya.
suci Al Qur'an dan Hadit. Adapun fungsi seni kaligrafi adalah untuk motif batik, hiasan pada masjid-masjid, keramik, keris, nisan, hiasan pada mimbar dan sebagainya.
2.4. Seni Sastra
Seni sastra Indonesia di zaman Islam
banyak terpengaruh dari sastra Persia. Di Sumatra, misalnya menghasilkan karya
sastrayang berisi pedoman-pedoman hidup, seperti cerita Amir Hamzah, Bayan
Budiman dan 1001 Malam. Di samping itu juga mendapat pengaruh Hindu, seperti
Hikayat Pandawa Lima, Hikayat Sri Rama. Cerita Panji pada zaman Kediri (Hindu)
muncul lagi dalam bentuk Islam, seperti Hikayat Panji Semirang. Hasil seni
sastra, antara lain sebagai berikut.
- Suluk, yaitu kitab yang membentangkan ajaran tasawuf. Contohnya ialah Suluk Wujil, Suluk Sukarsa, dan Suluk Malang Sumirang. Karya sastra yang dekat dengan suluk ialah primbon yang isinya bercorak kegaiban dan ramalan penentuan hari baik dan buruk, pemberian makna kepada sesuatu kejadian dan sebagainya.
- Hikayat, yakni saduran cerita wayang.
- Babad, ialah hikayat yang berisi sejarah. Misalnya Babad Tanah Jawi isinya sejarah Pulau Jawa, Babad Giyanti tentang pembagian Mataram menjadi Surakarta dan Yogyakarta dan sebagainya.
- Kitab-kitab lain yang berisi ajaran moral dan tuntunan hidup, seperti Tajus Salatin dan Bustan us Salatin.
2.5. Sistem Kalender
Pada zaman Khalifah Umar bin Khatab
ditetapkan kalender Islam dengan perhitungan atas dasar peredaran bulan yang
disebut tahun Hijriah. Tahun 1 Hijrah (H) bertepatan dengan tahun 622 M.
Sementara itu, di Indonesiapada saat yang sama telah menggunakan perhitungan
tahun Saka (S) yang didasarkan atas peredaran matahari. Tahun 1 Saka bertepatan
dengan tahun 78 M. Pada tahun 1633 M, Sultan Agung raja terbesar Mataram
menetapkan berlakuknya tahun Jawa (tahun Nusantara) atas dasar perhitungan
bulan ( 1 tahun =354 hari). Dengan masuknya Islam maka muncul sistem kalender
Islam dengan menggunakan nama-nama bulan, seperti Muharram (bulan Jawa;
Sura),Shafar (bulan Jawa; Sapar), dan sebagainya sampai dengan Dzulhijah (bulan
Jawa; Besar) dengan tahun Hijrah (H).
2.6. Seni Musik dan Tari
Akulturasi pada seni musik terlihat pada
musik qasidah dan gamelan pada saat upacara Gerebeg Maulud. Di bidang seni tari
terlihat pada tari Seudati yang diiringi sholawat nabi, kesenian Debus yang
diawali dengan membaca Al Qur'an yang berkembang di Banten, Aceh, dan Minangkabau.
2.7. Sistem Pemerintahan
Pada zaman Hindu pusat kekuasaan adalah
raja sehingga raja dianggap sebagai titisan dewa. Oleh karena itu, muncul
kultus “dewa raja”. Apa yang dikatakan raja adalah benar. Demikian juga pada
zaman Islam, pola tersebut masih berlaku hanya dengan corak baru. Raja tetap
sebagai penguasa tunggal karena dianggap sebagai khalifah, segala perintahnya
harus dituruti.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan
penjelasan makalah diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa Pada
masa kedatangan dan penyebaran Islam di Indonesia terdapat beraneka ragam suku
bangsa, organisasi pemerintahan, struktur ekonomi, dan sosial budaya. Suku
bangsa Indonesia yang bertempat tinggal di daerah-daerah pedalaman, jika
dilihat dari sudut antropologi budaya, belum banyak mengalami percampuran
jenis-jenis bangsa dan budaya dari luar, seperti dari India, Persia, Arab, dan
Eropa. Struktur sosial, ekonomi, dan budayanya agak statis dibandingkan dengan
suku bangsa yang mendiami daerah pesisir. Mereka yang berdiam di pesisir,
lebih-lebih di kota pelabuhan, menunjukkan ciri-ciri fisik dan sosial budaya
yang lebih berkembang akibat percampuran dengan bangsa dan budaya dari luar..
DAFTAR
PUSTAKA
https://indonesianto07.wordpress.com/2008/11/09/perkembangan-dan-akulturasi-islam-di-indonesia/
http://revirevoltworld.blogspot.co.id/2011/03/perwujudan-akulturasi-islam-dengan.html
0 Comments