MAKALAH
AQIDAH
DISUSUN OLEH :
NAMA :
KELAS :
GURU PEMBIMBING :
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
KATA PENGANTAR
Pertama-tama
perkenankanlah kami selaku penyusun makalah ini mengucapkan puji syukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa sehingga saya dapat menyusun makalah ini
Ucapan terima kasih dan puji syukur
saya sampaikan kepada Allah dan semua pihak yang telah membantu kelancaran,
memberikan masukan serta ide-ide untuk menyusun makalah ini.
saya selaku penyusun telah
berusaha sebaik mungkin untuk menyempurnakan makalah ini, namun tidak mustahil
apabila terdapat kekurangan maupun kesalahan. Oleh karena itu saya memohon
saran serta komentar yang dapat kami jadikan motivasi untuk menyempurnakan pedoman
dimasa yang akan datang.
Pebruari 2016
Penyusun,
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
KATA PENGANTAR
....................................................................................
ii
DAFTAR ISI
....................................................................................................iii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang .................................................................................... 1
B.
Tujuan................................................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Aqidah................................................................................ 2
B.
Beberapa Istilah Lain Tentang Aqidah................................................. 3
C.
Ruang Lingkup Pembahasan Aqidah................................................... 6
D.
Sumber Aqidah..................................................................................... 7
E.
Beberapa Kaidah Aqidah..................................................................... 8
F.
Fungsi Aqidah...................................................................................... 8
BAB
III PENUTUP
A.
Kesempulan.......................................................................................... 9
DAFTAR
PUSTAKA.................................................................................... 10
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Segala puji bagi Allah. Kami memuji-Nya,
memohon pertolongan-Nya, memohon ampunan-Nya, serta bertobat kepada-Nya. Kami
berlindung kepada Allah dari kejahatan-kejahatan diri serta perbuatan-perbuatan
buruk kami. Barangsiapa telah diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada satu
pun yang dapat menye-satkan-Nya, dan barangsiapa yang disesatkan Allah, tidak
ada satu pun yang dapat menunjukinya.
B. Tujuan
B. Tujuan
Dengan di buatnya makalah ini berharap
mempunyai banyak manfaat dan mempunyai banyak tujuan yang baik yang harus
dipegang teguh, yaitu untuk mengihlaskan niat dan ibadah kepada AllahI semata.
Karena Dia adalah pencipta yang tidak ada sekutu bagiNya, maka tujuan dari
ibadah haruslah diperuntukkan hanya kepadaNya juga membebaskan akal dan pikiran
dari kekacauan yang timbul dari kosongnya hati dari akidah. Karena orang yang
hatinya kosong dari akidah ini, adakalanya kosong hatinya dari setiap akidah
serta menyembah materi yang dapat di indera saja dan adakalanya terjatuh pada
berbagai kesesatan akidah dan khurafat. Ketenangan jiwa dan pikiran, tidak
cemas dalam jiwa dan tidak goncang dalam pikiran. Karena akidah ini akan
menghubungkan orang mukmin dengan Penciptanya lalu rela bahwa Dia sebagai Tuhan
yang mengatur, Hakim yang membuat tasyri'. Oleh karena itu hatinya menerima
takdir-Nya, dadanya lapang untuk menyerah lalu tidak mencari pengganti yang
lain. Meluruskan tujuan dan perbuatan dari penyelewengan dalam beribadah kepada
Allah dan bermuamalah dengan orang lain. Karena diantara dasar akidah ini
adalah mengimani para Rasul, dengan mengikuti jalan mereka yang lurus dalam
tujuan dan perbuatan.
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Aqidah
Aqidah artinya ketetapan yang tidak ada
keraguan pada orang yang mengambil keputusan. Sedangkan pengertian aqidah dalam
agama mksudnya adalah berkaitan dengan keyakinan bukan pada perbuatan. Seperti
pada aqidah dengan adanya Allah dan diutusnya para Rasul.
Menurut Bahasa ( Etimologi ) :
• Berasal
dari Al-aqdu artinya ikatan yang kuat,bisa pula menjadi kepercayaan yang kokoh.
• Ikatan
janji, terkadang juga disebut aqdun.
• Aqidatan
berarti keyakinan.
• Menurut
Istilah ( Terminologi ) :
• Yaitu
perkara yang dibenarkan oleh hati dan jiwa menjadi tentram karenanya, sehingga
menjadi suatu kenyataan yang kokoh, yang tidak tercampur oleh keraguan dan
kebimbangan. Dengan kata lain, keimanan yang pasti tidak terkandung oleh suatu
keraguan apapun pada orang yang meyakininya.
• Menurut
hasan Al-Banna :
• “
Aqa’id ( bentuk jamak dari aqidah ) adalah beberapa perkara yang wajib diyakini
kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketenangan jiwa, menjadi keyakinan yang
tidak bercapur sedikitpun dengan keragu-raguan.
( Al-Banna,tt,hal.465 )
( Al-Banna,tt,hal.465 )
• Menurut
Abu Bakar Jabir Al-Jazairy :
• Aqidah
adalah sejulah kebenaran yang dapat diterima secara umum oleh manusia
berdasarkan akal, wahyu dan fhitrah. Kebenaran itu dipatrikan oleh manusia
didalam hati serta diyakini kesahihan dan keberadaannya secara pasti dan
ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu. (Al-Jazairy,
1978,Hal.21).
B.
Beberapa Istilah Lain Tentang Aqidah
Ada beberapa istilah lain yang semakna
atau hampir semakna dengan istilah aqidah, yaitu Iman dan Tauhid dan yang
semakna dengan ilmu aqidah yaitu Ushuluddin, Ilmu Kalam dan Fikih Akbar.
•
Iman, mencakup semua permasalahan
I’tiqadiyah dan mebenarkan didalam hati. Sesuatu yang diyakini oleh hati,
diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan perbuatan.
•
Tauhid, Artinya mengesakan ( mengesakan
Allah- Tauhidullah ). Ajaran atuhid adalah tema sentral aqidah dan iman, oleh
karena itu aqidah dan iman diidentikkan juga dengan istilah tauhid.
•
Ushuluddin, Artinya pokok-pokok agama,
yang mencakup rukun iman, rukun Islam dan apa-apa yang telah disepakati oleh
para imam.
•
Ilmu Kalam, Artinya berbicara atau
pembicaraan. Dapat dikatakan ilmu kalam karena banyak dan luasnya dialog dan
perdebatan yang terjadi antara pemikir masalah-masalah aqidah tentang beberapa
hal. Misalnya tentang Al-Quran apakah khaliq atau bukan, hadist atau qadim.
Tentang takdir, apakh manusia punya hak ikhtiar atau tidak. Tentang orang yang
berdosa besar kafir atau tidak. Pembicaraan atau perdebatan luas seperti itu
terjadi setelah cara berpikir rasional dan filsafati mempengaruhi para pemikir
dan ulam Islam.
•
Fikih Akbar, munculnya pemahaman ini
bahwa tafqquh fiddin yang diperintahkan Allah SWT, dalamsurah At-Taubah ayat
122.
C.
Ruang Lingkup Pembahasan Aqidah
Sistematika Hasan Al Banna:
a. Ilahiyat,
Pembahasan tentang segala yang berhubungan dengan Ilah (Tuhan, Allah) seperti wujud
Allah, nama-nama dan sifat-sifat Allah.
b. Nubuwat,
Berhubungan dengan Nabi dan Rasul (Kitab-kitab Allah, mu’jizat, Karamah dll)
c. Ruhaniyat,
berkaitan dengan alam metafisik seperti Malaikat, Jin, Iblis, Syaithan dsb
d. Sam’iyyat, Membahas segala sesuatu yang
hanya bisa diketahui lewat Sam’I (dalil naqli berupa Al Quran dan Sunnah)
seperti alam barzkah, akhirat dan Azab Kubur, tanda-tanda kiamat, Surga-Neraka
dsb.
Sebagaian ulama berpendapat bahwa
pembahasan pokok aqidah Islam harus terumus dalam rukun iman yang enam. Yaitu
iman kepada Allah, kepada Malaikat-Nya, kepada nabi dan rasul-Nya, kepada
kitab-kitab-Nya, kepada akhir dan iman kepada qada dan qadar.
Sistematika
Arkanul Iman:
1. Iman kepada Allah
2. Iman Kepada Malaikat
3. Iman kepada Kitab-kitab Allah
4. Iman kepada Nabi dan Rasul
5. Iman Kepada Hari Akhir
6. Iman kepada Taqdir Allah
1. Iman kepada Allah
2. Iman Kepada Malaikat
3. Iman kepada Kitab-kitab Allah
4. Iman kepada Nabi dan Rasul
5. Iman Kepada Hari Akhir
6. Iman kepada Taqdir Allah
D.
Sumber Aqidah
Sumber aqidah Islam adalah Al-Quran dan
As-Sunah, artinya apa saja yang disampaikan oleh Allah dan rasulnya wajib di
imani dan diyakini atau diamalkan. akal pikiran tidaklah jadi sumber akidah,
tetapi hanya berfungsi memahami nash-nash yang terdapat dalam kedua sumber
tersebut. dan akal tidak mampu juga menjangkau suatu yang tidak terikat dengan
ruang dan waktu. tetapi akal hanya perlu membuktikan jujur atau bisakah
kejujuran sipembawa berita tersebut di buktikan secara ilmiah oleh akal dan
pikiran itu aja. Sedangkan akal fikiran bukanlah merupakan sumber Aqidah.
Firman Allah: ”...dan kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur’an) sebagai
penjelas atas segala sesuatu petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi
orang-orang yang berserah diri.” (an-Nahl,16:89)
Apa saja yang disampaikan oleh Allah
dalam Al Quran dan Oleh Rasulullah dalam Sunnahnya wajib diimani (diyakini dan
diamalkan).Akal Pikiran tidak menjadi sumber aqidah, tapi hanya berfungsi
memahami nash-nash yang terdapat dalam kedua sumber tersebut. Akal tidak akan
mampu menjangkau hal-hal yang ghaib.
E.
Beberapa Kaidah Aqidah
Apa yang saya dapat dengan indera saya,
saya yakini adanya, kecuali bila akal saya mengatakan “tidak” .Keyakinan,
disamping diperoleh dengan menyaksikan langsung, juga bisa melalui berita yang
diyakini kejujuran si pembawa berita
Anda tidak berhak memungkiri wujudnya sesuatu yang sudah pernah dijangkau oleh inderanya.Akal hanya bisa menjangkau hal-hal yang terikat dengan ruang dan waktu Iman adalah fitrah setiap umat manusia keyakinan tentang Hari Akhir adalah konsekuensi logis dari keyakinan tentang adanya Allah
Anda tidak berhak memungkiri wujudnya sesuatu yang sudah pernah dijangkau oleh inderanya.Akal hanya bisa menjangkau hal-hal yang terikat dengan ruang dan waktu Iman adalah fitrah setiap umat manusia keyakinan tentang Hari Akhir adalah konsekuensi logis dari keyakinan tentang adanya Allah
F.
Fungsi Aqidah
Aqidah adalah dasar, fondasi untuk
mendirikan bangunan. Seorang yang mamiliki aqidah yang kuat, pasti akan
melakukan ibadah dengan tertib, memiliki akhlak yang mulia dan bermu’amalat
dengan baik. Ibadah seseorang tidak akan diterima oleh Allah swt kalau tidak
dilandasi dengan aqidah. peranan yang sangat besar dalam hidupnya antara lain:
·
Menopang seluruh prilaku, membentuk dan
memberi corak dan warna kehidupannya dalam hubungannya dengan makhluk lain dan
hubungannya dengan Tuhan.
·
Aqidah/ keyakinan akan memberikan
ketenangan dan ketentraman dalam pengabdian dan penyerahan dirinya secara utuh
kepada Zat yang Maha Besar
·
Iman memberikan daya dorong utama untuk
bergaul dan berbuat baik sesama manusia tanpa pamrih.
·
Dengan iman seorang muslim akan
senantiasa menghadirkan dirinya dalam pengawasan Allah semata.
·
Aqidah sebagai filter, penyaring
budaya-budaya non Islami (sekuler).
BAB
III
PENUTUP
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Akidah Islam adalah
prinsip utama dalam pemikiran Islami yang dapat membina setiap individu muslim
sehingga memandang alam semesta dan kehidupan dengan kaca mata tauhid dan
melahirkan konotasi-konotasi valid baginya yang merefleksikan persfektif Islam
mengenai berbagai dimensi kehidupan serta menumbuhkan perasaan-perasaan yang
murni dalam dirinya. Atas dasar ini, akidah mencerminkan sebuah unsur kekuatan
yang mampu menciptakan mu’jizat dan merealisasikan kemenangan-kemenangan besar
di zaman permulaan Islam.
Akidah memiliki peranan
yang besar dalam membina akhlak setiap individu muslim sesuai dengan
prinsip-prinsip agama yang pahala dan siksa disesuaikan dengannya, dan bukan
hanya sekedar wejangan yang tidak menuntut tanggung-jawab. Lain halnya dengan
aliran-aliran pemikiran hasil rekayasa manusia biasa yang memusnahkan perasaan
diawasi oleh Allah dalam setiap gerak dan rasa tanggung jawab di hadapan-Nya.
Dengan demikian, musnahlah tuntunan-tuntunan akhlak dari kehidupan manusia.
Karena akhlak tanpa iman tidak akan pernah teraktualkan dalam kehidupan kita
insya Allah
.
DAFTAR
PUSTAKA
http://copyduty.blogspot.co.id/2011/04/makalah-aqidah.html
0 Comments