MAKALAH
PENJASKES
ARUNG
JERAM
OLEH
:
NOVI
ERWINA
KELAS
: XII IPS 2
GURU
PEMBIMBING :
SMA
TAHUN
PELAJARAN 2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang mana berkat rahmat
dan karunia-Nya lah kami dapat menyesaikan penulisan Makalah Lembaga-lembaga
Sosial. Tak lupa shalawat dan salam semoga tetap tercurah pada Nabi akhir zaman
Muhammad SAW, kepada keluarga, para sahabat dan seluruh umatnya.
Penulis
mengakui dalam makalah ini mungkin masih banyak terjadi kekurangan sehingga
hasilnya jauh dari kesempurnaan. Penulis sangat berharap kepada semua pihak
kiranya memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Desember 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................ i
Daftar Isi........................................................................................................ ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Arung Jeram............................................................................. 2
B. Peralatan
Arung Jeram............................................................................... 4
C. Paddle
Command (Instruksi Dalam Pengarungan..................................... 5
D. Self-Rescue................................................................................................ 9
E.
Klasifikasi Tingkat Kesulitan Sungai...................................................... 13
BAB III
PENUTUP
A.Keseimpulan ............................................................................................ 18
DAFTAR
PUSTAKA................................................................................ 19
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
ARUNG JERAM alias rafting adalah kegiatan yang memadukan
unsur olahraga, rekreasi, petualangan, dan edukasi. Memang tak ada persyaratan
khusus untuk mengikuti kegiatan ini, karena hampir semua orang dapat
mencobanya. Mulai dari anak-anak, remaja sampai dewasa, bahkan orang tua yang
berumur 60 tahun sekalipun.
Tidak memiliki kemampuan berenang pun bukan menjadi hambatan
untuk mengikuti kegiatan arung jeram. Yang anda perlukan hanya kondisi fisik
yang prima dan melakukan reservasi dua minggu sebelum kegiatan. Guna menunjang
kegiatan dan agar kegiatan arung jeram yang akan anda ikuti lebih berkesan dan
penuh makna, berikut ini Panduan Kegiatan Arung Jeram.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Arung Jeram
Definisi Arung Jeram banyak diartikan dengan berbagai macam
pengertian, diantaranya yaitu bahwa arung jeram adalah salah satu olah raga air
estrim yang menuntut kekompakan regu dalam pelaksanaannya. Arung Jeram ini
mulai popular di Indonesia untuk pertama kalinya sekitar tahun 1990-an, dan
olah raga ini hanya dilakukan oleh para ahli saja, bila anda ingin mencoba
berarung jeram namun anda belum pernah melakukannya, kami sarankan agar anda
didampingi oleh instruktur yang sudah profesional, jika tidak, maka tidak menutup
kemungkinan anda akan berada dalam posisi yang berbahaya karena anda bisa saja
terbawa arus yang deras jika perahu karet yang anda tumpangi tidak bisa anda
kendalikan karena arus yang begitu deras. Kurang lebih, pengertian atau
definisi arung jeram adalah demikian.
Biasanya,
olah raga arung jeram dilakukan di lokasi arung jeram atau sungai yang arus
airnya cukup deras, namun ada juga beberapa yang lebih menyukai jika mereka
melakukannya di sungai yang berarus air tidak terlalu keras. Dalam pelaksanaanya,
olah raga Arung Jeram ini harus memiliki pemandu yang sudah professional yang
akan kita ikuti semua perintah yang nanti akan kita laksanakan, demi menjaga
kekompakan dan keselamatan kita dan kelompok kita.
Persiapkanlah
fisik dan mental anda sebaik mungkin saat akan mengikuti Arung Jeram, karena
bila anda tidak siap, bisa saja anda akan membawa pengaruh yang kurang baik
untuk keamanan dan keselamatan kelompok anda. persiapkanlah segalanya sebaik
mungkin, dan kami sarankan anda sebaiknya anda makan terlebih dahulu sebelum
anda berarung jeram, karena pastinya anda akan dituntut memiliki fisik dan
tenaga yang kuat untuk menjaga kestabilan perahu karet anda.
Tidak
ada pakaian khusus untuk melakukan Arung Jeram ini, anda diperbolehkan
menggunakan pakaian apa saja, dan tentunya jangan lupa untuk menggunakan
pelampung disekitar dada, pundak dan lengan anda untuk menjaga anda tidak
tenggelam jikalau perahu karet anda terjungkir atau terbalik dikarenakan
terjangan arus sungai yang deras.
Olah raga ini akan terasa sangat menarik jika kita berteriak
sekencang-kencangnya saat melewati ombak dan arus serta bebatuan yang begitu
naik turun dalam lintasan yang akan anda lewati nantinya, karena tidak ada
larangan untuk berteriak saat berarung jeram. Anda tidak perlu takut tenggelam
jika anda tidak bisa berenang, karena tim kami akan selalu siap siaga untuk
menjaga dan menyelamatkan anda jikalau terjadi sesuatu hal yang kurang baik,
dan andapun diharuskan untuk tidak panik jika perahu karet yang anda kendalikan
terjungkal dan terbalik sehingga membuat anda tercebur ke sungai, karena
kepanikan anda bias saja menjadi boomerang untuk anda sendiri nantinya.
Apakah
anda tertarik dan tertantang untuk melakukan arung jeram???
Gak
ada salahnya kan anda beserta keluarga anda ataupun rekan-rekan anda berarung
jeram bersama disaat waktu libur? Tapi ingat, anda harus didampingi oleh
seseorang yang sudah sangat professional dalam olah raga yang satu ini, karena
olah raga ini cukup berbahaya dan ekstrim lohhh…
B. Peralatan Arung Jeram
A. Riverboats (Perahu)
Bagian-bagian yang terdapat pada perahu:
1. Bow and Stern
2. Chamber atau biasa disebut tube
3. Floor
4. Thwart
5. Boat line (tali kapal)
6. D-Ring
7. Handling Grip
8. Bilge Hole/self bailing
9. Valve
Bagian-bagian yang terdapat pada perahu:
1. Bow and Stern
2. Chamber atau biasa disebut tube
3. Floor
4. Thwart
5. Boat line (tali kapal)
6. D-Ring
7. Handling Grip
8. Bilge Hole/self bailing
9. Valve
Cara
duduk di perahu berbeda dengan cara duduk di kursi, yaitu dengan menyamping.
Peserta duduk pada sisi perahu (baik sisi kiri maupun sisi kanan); kaki dalam
posisi kuda-kuda pada lantai perahu. Posisi kuda-kuda ini dimaksudkan sebagai
pengatur keseimbangan badan selama anda mengikuti pengarungan. Saat duduk di
perahu, perhatikan jangan sampai ada bagian tubuh anda yang terikat atau
terlilit tali. Ini sangat berbahaya jika perahu mengalami flip atau terbalik.
Posisi
duduk anda pun harus mudah untuk menggapai boat line. Bila boat line pada
perahu anda terlihat kendur, beritahukan segera pada skipper untuk
mengencangkan boat line tersebut agar tidak mengganggu selama pengarungan.
Aturlah jarak
duduk anda dengan peserta yang lain agar tidak mengganggu pergerakan selama
pengarungan, baik untuk mendayung maupun saat menjalankan instruksi moving
position atau perpindahan.
B. PFD (Personal Floating Device)/Life
Jackets (Pelampung)
Seperti
perahu, PFD atau pelampung memiliki berbagai jenis dan ukuran. Ia terbuat dari
bahan polyfoam yang dibungkus dengan bahan kedap air yang berwarna terang. US
Coastal Guard menganjurkan memakai PFD type III pada setiap kegiatan arung
jeram. Pelampung jenis ini yang paling umum digunakan pula oleh para rafter
dalam setiap pengarungannya.
Setiap
PFD Type III memiliki daya apung tinggi– dihitung berdasarkan berat tubuh
rata-rata saat berada di dalam air. Maka anda tidak perlu takut tenggelam saat
berada di dalam air.
Cara
pemakaian PFD/Pelampung:
Pilihlah
PFD yang berwarna cerah. Pastikan tidak ada lubang atau jahitan yang terlepas
pada PFD tersebut, serta strap yang ada dapat dipasang dan dilepas dengan
mudah. Bila bagian perut anda lebih besar dari bagian dada, pilih dan pakailah
PFD dengan ukuran lebih besar.
PFD
atau pelampung dipakai seperti menggunakan rompi/jaket. Pastikan setiap strap
terpasang dengan benar dan bantalan kepala berada di luar. Atur keeratan tali
senyaman mungkin, sehingga PFD yang anda gunakan tidak terlalu sempit atau
longgar.
Setelah
anda selesai memakai PFD, lakukan gerakan berikut:
1. Pada posisi berdiri, putarkan badan anda ke kiri dan kanan. Pastikan PFD yang digunakan tidak menghambat gerak tubuh anda dan tidak mengalami pergeseran/perubahan posisi. Ini ditandai dengan letak strap tetap pada satu garis tegak lurus seperti posisi kancing kemeja. Jika terjadi pegeseran, atur kembali keeratan tali pada setiap strap. Jangan malu dan ragu untuk minta skipper/rekan membantu mengatur keeratan tali strap ini.
1. Pada posisi berdiri, putarkan badan anda ke kiri dan kanan. Pastikan PFD yang digunakan tidak menghambat gerak tubuh anda dan tidak mengalami pergeseran/perubahan posisi. Ini ditandai dengan letak strap tetap pada satu garis tegak lurus seperti posisi kancing kemeja. Jika terjadi pegeseran, atur kembali keeratan tali pada setiap strap. Jangan malu dan ragu untuk minta skipper/rekan membantu mengatur keeratan tali strap ini.
2.
Pada posisi duduk kedua kaki diluruskan kedepan; putarkan badan anda ke kiri dan
kanan lalu lakukan gerakan membungkuk. Pastikan PFD yang digunakan tidak
menghambat gerak tubuh anda. Jika terjadi pegeseran, atur kembali keeratan
setiap strap yang ada.
3.
Masih dalam posisi duduk dan kedua kaki diluruskan ke depan, minta bantuan skipper/rekan
untuk menarik/mengangkat pelampung yang anda gunakan pada bagian bahu dari arah
belakang. Pastikan saat pelampung dan tubuh anda ditarik/diangkat, posisi bahu
pelampung tidak melebihi batas telinga anda. Jika ya, atur kembali keeratan
setiap strap yang ada.
C. Paddle (Dayung)
Setiap dayung
terdiri dari tiga bagian, yaitu:
1) Pegangan, berbentuk huruf “T”, biasa disebut “T grip”.
2) Gagang, terbuat dari bahan alumunium.
3) Blade/bilah, terbuat dari bahan fiber dilapisi serat karbon yang ringan dan kuat. Namun ada pula yang terbuat dari bahan campuran plastik.
1) Pegangan, berbentuk huruf “T”, biasa disebut “T grip”.
2) Gagang, terbuat dari bahan alumunium.
3) Blade/bilah, terbuat dari bahan fiber dilapisi serat karbon yang ringan dan kuat. Namun ada pula yang terbuat dari bahan campuran plastik.
Cara
memegang dayung:
Memegang
dayung dalam kegiatan arung jeram mirip dengan cara memegang sapu. Yang
membedakannya hanya pegangan pada bagian “T-Grip”.
Bagian
ini digenggam dengan empat jari pada bagian atas T horisontal (dayung dalam
posisi berdiri dan bagian bilah berada dibawah), sementara jari jempol menjepit
bagian T horisontal dari bagian bawah bawah. Cara memegang ini sama untuk
tangan kiri (peserta yang duduk pada bagian kanan perahu), maupun kanan
(peserta yang duduk pada bagian kiri perahu).
Lengan
yang lain menggenggam bagian gagang, berjarak lebih kurang sejengkal dari bilah
dayung. Jangan terlalu dekat/rendah ataupun terlalu jauh/tinggi. Biasakan diri
dengan cara memegang dayung ini, baik dengan tangan kanan maupun kiri. Lakukan
pemanasan dengan menggunakan dayung bersama rekan-rekan anda.
D. Helm
Pilihlah helm sesuai dengan ukuran kepala. Pastikan tidak ada keretakan pada helm tersebut, serta semua tali dan strap masih dalam kondisi yang baik. Pakailah seperti pemakaian helm pada umumnya.
Atur
strap senyaman mungkin; jangan terlalu sempit atau terlalu longgar agar tidak
mengganggu pandangan anda selama pengarungan. Sekali lagi, pastikan strap sudah
terpasang dan pada posisi yang benar.
C. Paddle Command (Instruksi Dalam
Pengarungan)
Setelah
anda terbiasa dengan cara memegang dayung, anda akan diberikan instruksi cara
menggunakan dayung tersebut. Instruksi ini disebut paddle command. Prinsip
dalam menggunakan dayung, adalah tenaga disalurkan pada kedua lengan yang
menggerakkan dayung untuk mengatur dan mengarahkan gerak perahu. Arah dayungan
tersebut dibantu gerakan badan; disesuaikan dengan tenaga yang diperlukan untuk
mengatur dan mengarahkan gerak perahu.
Basic
Paddle Technic, instruksi tentang teknik dasar mendayung, yaitu:
1)
Forward (Maju)
Instruksi
yang diberikan untuk dayungan maju, dilakukan oleh seluruh peserta dengan
menarik blade/bilah dayung yang berada didalam air kearah belakang searah
perahu. Posisi blade/bilah dayung saat menyentuh air adalah tegak lurus
terhadap permukaan atau mendekati 90 derajat. Pada saat keluar dari air, dayung
diarahkan sejajar dengan permukaan; berputar mendekati 90 derajat hingga bilah
dayung kembali menyentuh air. Gerakan ini dilakukan berulang-ulang sampai ada
instruksi lanjutan.
2)
Backward (Mundur)
Instruksi
yang diberikan untuk dayungan mundur, dilakukan oleh seluruh peserta dengan
menarik blade/bilah dayung yang berada di dalam air ke arah depan searah
perahu. Posisi blade/bilah dayung saat menyentuh air adalah sejajar dengan
permukaan air. Begitu pun saat keluar dari air, dayung diarahkan sejajar dengan
permukaan; berputar hingga bilah dayung kembali menyentuh air. Gerakan ini
dilakukan berulang-ulang sampai ada instruksi lanjutan.
3)
Turn Left (Belok Kiri)
Instruksi
untuk membelokkan perahu ke arah kiri. Gerakan ini dilakukan dengan dayungan
maju oleh peserta yang duduk pada perahu bagian kanan, sementara peserta pada
kiri perahu stop mendayung. Jika skipper merasa perlu untuk membelokkan perahu
ke kiri dengan cepat, maka posisi peserta yang duduk pada bagian kiri melakukan
dayungan mundur.
Untuk memperjelas
instruksi, biasanya skipper akan mengatakan “kanan-maju” dan “kiri-mundur”!
Artinya, peserta yang duduk pada bagian kanan melakukan dayungan maju,
sementara peserta pada bagian kiri melakukan dayungan mundur.
4)
Turn Right (Belok Kanan)
Instruksi
yang diberikan untuk membelokkan perahu ke arah kanan; kebalikan dari instruksi
turn left (belok kiri). Gerakan ini dilakukan dengan dayungan maju oleh peserta
yang duduk pada perahu bagian kiri, sementara peserta pada bagian kanan stop
mendayung.
Jika
skipper merasa perlu membelokkan perahu ke kanan dengan cepat, posisi peserta
yang duduk pada bagian kanan melakukan dayungan mundur. Untuk memperjelas
instruksi, biasanya skipper akan mengatakan “kiri-maju” dan “kanan-mundur”!
Artinya, peserta yang duduk pada bagian kiri melakukan dayungan maju, sementara
peserta yang duduk pada bagian kanan melakukan dayungan mundur.
5)
Stop (Berhenti)
Instruksi
yang diberikan untuk menghentikan dayungan; semua dayung tidak berada dalam
air, digenggam dengan posisi di atas pangkuan.
D. Self-Rescue
Dalam
kegiatan arung jeram, keselamatan setiap peserta adalah hal yang utama. Banyak
faktor yang harus diperhatikan dalam melakukan kegiatan arung jeram ini. Namun
peserta harus selalu menyadari, kegiatan arung jeram tidak akan pernah lepas
dari segala resiko dan bahaya; baik oleh faktor manusia, peralatan, maupun
faktor alam yang menyertainya.
Meski
begitu, anda tidak perlu cemas, karena justru di sinilah letak salah satu
kegembiraan yang akan anda rasakan saat bermain-main dengan air.
Self
rescue atau tindakan penyelamatan diri saat melakukan kegiatan arung jeram ini
perlu anda cermati betul. Walaupun anda dipandu skipper yang berpengalaman, ia
tetap memiliki keterbatasan. Sehingga hal terbaik yang harus anda lakukan
adalah melakukan tindakan penyelamatan diri sebelum datang tim rescue yang akan
membantu anda.
Prinsip
setiap tindakan penyelamatan dalam kegiatan arung jeram, adalah menyelamatkan
diri sendiri sebelum melakukan tindakan penyelamatan terhadap orang lain. Si
penyelamat harus benar-benar berada dalam kondisi yang aman dalam melakukan
tindakan penyelamatan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari resiko lainnya dan
kemungkinan bertambahnya korban.
Berikut
dijelaskan hal apa saja yang harus anda lakukan dalam self rescue:
1. Swimmer
1. Swimmer
Swimmer
adalah istilah yang digunakan oleh kalangan boater untuk menyebut orang yang
terlempar keluar dari perahu saat berarung jeram. Jika anda belum pernah
mengalaminya, percayalah suatu saat anda akan mengalaminya. Bagi anda yang baru
kali pertama melakukan kegiatan arung jeram, tidak perlu khawatir.
Banyak
peserta yang kali pertama mengikuti kegiatan arung jeram mengalami hal ini dan tidak
terjadi apa-apa dengan mereka. Bahkan menjadi cerita menarik bagi
rekan-rekannya dan menimbulkan kesan tersendiri bagi yang mengalami. Namun tak
sedikit pula peserta yang tidak mengalaminya dalam setiap kegiatan yang
diikuti.
Hal
pertama yang harus anda lakukan jika mengalami swimmer: Jangan panik!
Mengapa
jangan panik? Karena jika terjadi kepanikan, anda tidak akan tahu apa yang
harus anda lakukan untuk tindakan self rescue. Setelah anda dapat mengatasi
rasa panik, selanjutnya anda harus menyadari dan mengetahui situasi di
sekeliling anda.
2. Teknik berenang
di arus
a. Defensive swimming position
a. Defensive swimming position
Defensive
swimming position adalah berenang mengikui arus dalam posisi terlentang, kaki
dalam keadaan rapat dan selalu berada di atas air untuk menghindari foot
entrapment. Defensive swimming dilakukan pada arus deras dengan pandangan
terarah ke hilir. Gunakan tangan sebagai pengatur keseimbangan atau untuk
menuju pinggiran sungai dan menghindari berbagai rintangan lainnya.
Ingat
… walaupun tidak terjadi sesuatu selama anda melakukan defensive swimming dan
anda mulai menikmatinya, anda tidak dalam posisi yang benar-benar aman.
Berusahalah untuk menggapai tepian sungai dan segera keluar dari air. Jangan
mencoba berdiri, meskipun pada daerah dangkal sekalipun, sebelum anda mencapai
tepian sungai atau berada pada arus yang cukup tenang.
b.
Aggressive swimming position
Aggressive
swimming position adalah berenang dengan cara melawan arus. Dilakukan pada arus
yang relatif tenang dengan posisi menghadap ke hulu. Tujuannya, untuk mendekati
perahu penolong, menghindari strainer, sieves, undercut, dan untuk menyeberang
ke sisi tepian sungai yang lain dengan cepat. Ingat, aggressive swimming ini
hanya efektif dilakukan pada arus sungai yang relatif tenang. Jika anda lakukan
ini pada arus deras, tenaga anda akan terbuang percuma; anda akan tetap
terseret arus deras.
Berikut
ini beberapa pertanyaan yang dapat membantu anda mendefinisikan situasi di
sekeliling anda saat anda mengalami swimmer dan menentukan tindakan apa yang harus
anda lakukan:
*Apakah
di belakang anda terdapat perahu? (Baik perahu yang melemparkan anda ataupun
perahu lain)
Jika
ya, berusahalah mendekatinya dari arah samping pada arus yang relatif tenang
dengan aggressive swimming position. Jangan lakukan ini dari arah depan karena
anda dapat terseret perahu. Jika telah dekat, gapai dan peganglah boat line
pada perahu. Tunggu sampai rekan anda menarik dan menaikkan anda ke atas perahu
kembali dengan cara menarik bahu pelampung yang anda kenakan.
Jika tidak, lakukan aggressive swimming ataupun defensive swimming menuju tepian sungai.
Jika tidak, lakukan aggressive swimming ataupun defensive swimming menuju tepian sungai.
*Apakah
di dekat anda terdapat tim rescue yang akan melemparkan throw bag/rescue rope?
Jika
ya, raih throw bag/rescue rope yang dilemparkan. Pegang erat pada bagian tali,
jangan pada bagian kantong tali. Pegang dengan tetap melakukan teknik defensive
swimming sambil tim rescue menarik anda ke tepian sungai.
Jika tidak, lakukan aggressive swimming ataupun defensive swimming menuju tepian sungai.
Jika tidak, lakukan aggressive swimming ataupun defensive swimming menuju tepian sungai.
*Apakah
di dekat anda terdapat rintangan atau obstacle (bebatuan, dahan/ranting, atau
pohon tumbang)?
Jika
ya, hindari daerah tersebut baik dengan aggressive swimming ataupun defensive
swimming.
Jika
tidak, lakukan aggressive swimming ataupun defensive swimming menuju tepian
sungai.
*Apakah
di dekat anda terdapat undercut, strainer, dan sieves?
Jika
ya, hindari daerah tersebut secepat mungkin dengan aggressive swimming.
Jika tidak, lakukan aggressive swimming ataupun defensive swimming menuju tepian sungai.
Jika tidak, lakukan aggressive swimming ataupun defensive swimming menuju tepian sungai.
*Apakah
anda berada di bawah perahu terbalik?
Jika
ya, segeralah keluar dari bawah perahu dengan cara menyelam ke arah hulu atau
ke samping. Jangan menyelam ke arah hilir karena anda akan tetap terperangkap
di bawah perahu.
Jika
tidak, lakukan aggressive swimming ataupun defensive swimming menuju tepian
sungai.
*Apakah
anda berada di dalam hole/hydraulic (arus berputar-putar)?
Jika
ya, lakukan aggressive swimming dengan mengikuti putaran arus ke arah luar yang
menuju hilir. Atau dapat juga dilakukan dengan menyelam pada bagian tengah
pusaran dengan posisi berdiri sampai kaki menyentuh dasar sungai; lalu tolakkan
kaki anda sekuat mungkin ke arah hilir.
Jika
tidak, lakukan aggressive swimming ataupun defensive swimming menuju tepian
sungai.
E. Klasifikasi Tingkat Kesulitan Sungai
Tak
disangsikan lagi, arung jeram telah menjadi suatu kegiatan yang sangat populer
dibandingkan dengan kegiatan kepetualangan lainnya. Arung jeram dapat dinikmati
beramai-ramai tanpa memandang usia, status sosial, tingkat pendidikan, dan
profesi seseorang.
Saat
ini telah banyak sungai yang dapat diarungi serta dikelola secara profesional
oleh beberapa operator arung jeram. Mereka menawarkan berbagai paket kegiatan
dengan tingkatan umur dan kemampuan calon kunsumennya. Mulai dari sungai dengan
tingkat kesulitan mudah, sampai sungai yang menjanjikan tantangan dan
petualangan. Berikut ini penjelasan tentang ragam tingkat kesulitan sungai:
Class
I
Tingkat
kesulitan sungai yang paling rendah, dengan arus yang bervariasi dari flat
(datar) dan relatif tenang, sampai sedikit beriak pada beberapa tempat.
Rintangan yang ada pun sangat sedikit dan dapat terlihat jelas. Resiko berenang
di sungai ini sangat rendah dan self-rescue sangat mudah dilakukan.
Class
II
Sungai
dengan tingkat kesulitan rendah–menengah. Cocok untuk pemula: sungai yang lebar
dan arus yang cukup deras, lintasan pengarungan jelas sehingga tidak memerlukan
pengamatan terlebih dahulu.
Sesekali,
manuver perahu perlu dilakukan; bebatuan dan jeram medium dapat dengan mudah
dilewati oleh pengarung yang terlatih. Penumpang yang terlempar keluar perahu
dan terhanyut jarang sekali mengalami cidera. Pertolongan bantuan masih belum
perlu. Sungai dengan tingkat kesulitan ini sangat cocok untuk latihan dasar
kegiatan arung jeram.
Class
III
Sungai
dengan tingkat kesulitan menengah; jeram mulai tidak beraturan dan cukup sulit,
serta dapat menenggelamkan perahu. Manuver-manuver pada arus deras serta
kontrol perahu pada lintasan sempit sering diperlukan. Jeram-jeram besar dan
strainers mungkin ada, namun dapat dengan mudah dihindari. Pusaran arus yang
kuat dan deras sering ditemukan, terutama pada sungai-sungai besar.
Cidera
saat terlempar keluar perahu dan terhanyut masih sangat jarang; self-rescue
biasanya masih mudah dilakukan namun pertolongan bantuan sudah mulai diperlukan
untuk menghindari resiko yang mungkin terjadi. Sungai dengan tingkat kesulitan
ini sangat cocok untuk kegiatan wisata keluarga atau sebagai rekreasi
alternatif, karena dapat diikuti anak-anak mulai usia 9 tahun.
Class IV
Sungai
dengan tingkat kesulitan menengah–tinggi. Sungai ini memiliki arus yang sangat
deras namun masih dapat diprediksi dengan pengendalian perahu yang tepat.
Teknik pengarungan sungai ini sangat tergantung karakter sungai itu sendiri.
Pasalnya, sungai dengan tingkat kesulitan ini sangat beragam dan berbeda-beda
walau memiliki tingkat kesulitan yang sama.
Jeram-jeram
besar, hole, dan lintasan sempit yang tidak dapat dihindari memerlukan manuver
yang cepat. Berhenti sejenak pada arus sedikit tenang mungkin diperlukan
sebelum memulai maneuver; sekedar mengamati arus atau untuk istirahat. Karena
pada jeram-jeram tertentu, bahaya selalu mengancam.
Resiko
cidera bagi penumpang hanyut cukup besar dan kondisi air menyebabkan
self-rescue sulit dilakukan sehingga perlu pertolongan bantuan. Pertolongan
bantuan tersebut memerlukan latihan khusus agar teknik penyelamatan dapat
dilakukan dengan benar. Sungai dengan tingkat kesulitan ini sangat menyenangkan
dan menjanjikan tantangan lebih. Tentunya dengan dukungan peralatan memadai,
pengetahuan cukup, dan pemandu terampil.
Class
V
Sungai
dengan tingkat kesulitan tinggi. Hanya cocok untuk pengarung jeram yang sudah
menguasai teknik pengarungan dan memiliki pengalaman yang cukup pada sungai
Sungai pada class ini memiliki jeram yang banyak dan panjang dengan berbagai
rintangan yang dapat menyebabkan resiko tambahan bagi seorang pendayung.
Drops
atau penurunan yang tiba-tiba, jeram-jeram sulit, hole, tebing terjal yang tak
terhindari, sampai waterfall (air terjun) sering dijumpai pada sungai ini.
Jeram yang dilewati seringkali beruntun pada jarak cukup panjang, sehingga
membutuhkan ketahanan fisik yang tinggi.
Kalaupun
ada pusaran air tenang (eddies), jumlahnya sangat sedikit sekali dan cukup
sulit untuk diraih. Pada skala tertinggi, sungai dengan tingkat kesulitan ini
memiliki kombinasi jeram yang sangat beragam, mulai dari curler, hair, hay
stakes, headwall, strainer, under cut, wave train, sampai pin hole yang sangat
berbahaya dan mematikan.
Terlempar
keluar dari perahu pada sungai ini sangat berbahaya dan tindakan penyelamatan
sering sulit dilakukan bahkan untuk seseorang yang mahir sekalipun. Peralatan
yang tepat, pengalaman yang luas, dan latihan keterampilan dalam penyelamatan
sangat penting.
Class
VI
Sungai
dengan tingkat kesulitan tertinggi. Pengarungan di sungai ini hampir tidak
mungkin dilakukan karena jeram yang ada tidak dapat diprediksi dan sangat
berbahaya. Konsekuensi suatu kesalahan dalam pengarungan di sungai ini sangat
berat; tindakan penyelamatannya hampir tidak mungkin dilakukan.
Sungai
dengan tingkat kesulitan ini hanya untuk tim khusus yang memiliki keahlian
tinggi–bukan untuk diarungi perorangan–setelah seringkali mengarungi sungai
tingkat kesulitan class V.
Ragam
klasifikasi tingkat kesulitan sungai di atas merupakan tingkat kesulitan sungai
yang ditetapkan secara internasional. Namun, klasifikasi ini masih sangat
variatif dan dapat berubah-ubah walau masih pada sungai yang sama. Hal itu
karena tingkat kesulitan ini sangat tergantung pada debit air dan kemiringan
sungai. Sehingga pada waktu-waktu tertentu, sungai-sungai tersebut memiliki
tingkat kesulitan yang mungkin bertambah atau mungkin berkurang.
Karena
itu, oleh kalangan penggiat arung jeram, di belakang ”class sungai” sering
ditambahkan tanda “+” (plus). Misalnya, sungai Citarik yang memiliki tingkat
kesulitan III+. Artinya, pada jeram-jeram tertentu sungai citarik memiliki
tingkat kesulitan yang setara dengan sungai Class IV.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Arung jeram adalah suatu aktifitas pengarungan bagian alur
sungai yang berjeram/riam, dengan menggunakan wahana tertentu. Pengertian
wahana dalam pengarungan sungai berjeram / riam yaitu sarana / alat yang
terdiri dari perahu karet, kayak, kano dan dayung. Tujuan berarung jeram bisa
dilihat dari sisi olah raga, rekreasi dan ekspedisi.Jadi dengan demikian kita
dapat definisikan bahwa olah raga Arung Jeram (White Water Rafting) merupakan olah
raga mengarungi sungai berjeram, dengan menggunakan perahu karet, kayak, kano
dan dayung dengan tujuan rekreasi atau ekspedisi.
DAFTAR PUSTAKA
https://himapaosiris05.wordpress.com/materi-dasar-arung-jeram/
http://www.forumbebas.com/thread-47178.html
0 Comments