Kata Pengantar
Puji
syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia
Nya, saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini tentang Krisis Ekonomi.
Tidak lupa saya ucapkan
terima kasih kepada guru dan teman-teman yang telah memberikan dukungan serta
memberikan petunjuk dalam menyelesaikan makalah ini. saya menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu saya sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun.
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Krisis global adalah salah satu dilema yang sedang dihadapi Indonesia sejak dahulu hingga sekarang. Dan ini adalah dinamika kehidupan ekonomi yang tidak tetap perubahannya. Kadang sistem ekonomi dunia naik, kadang sistem ekonomi dunia merosot drastis. Ini menyebabkan gejolak besar bagi kehidupan ekonomi seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Akibat langsungnya adalah meledaknya harga kebutuhan pokok di Indonesia. Yang mana sebelumnya saja sudah menjepit dompet masyarakat dan kini semakin menekan.
sektor-sektor usaha yang menyediakan
kebutuhan tersebut. Misalnya: Petani yang menyediakan sayur mayur kini
kesulitan dalam mencari pupuk yang murah, padi menjadi kurang subur dan pasokan
yang terbatas membuat harga beras melonjak. Ini adalah satu dari ribuan keluhan
masyarakat dalam merasakan dampak buruk dari krisis global
ini. Sehingga tema “Krisis Ekonomi Global” ini sangat cocok untuk menjadi bahan
diskusi bagi mahasiswa karena mahasiswa juga mengalami dilema ini dalam
hidupnya.
B. Tujuan Penulisan
Supaya mahasiswa dapat lebih kritis terhadap situasi krisis ekonomi global yang
mana sekarang menjadi topik hangat dan dilema luar biasa bagi seluruh dunia.
Paling tidak mahasiswa dapat memecahkan masalah kecil yang berhubungan dengan
krisis ekonomi global tersebut. Diharapkan pula makalah ini dapat menjadi acuan
belajar dalam mempelajari permasalahan ekonomi di Perguruan Tinggi.
C. Rumusan Masalah
Adapun makalah ini dibuat dengan rumusan permasalahan:
·
Apa
itu Krisis Ekonomi Global?
·
Mengapa
Krisis Ekonomi Global bisa terjadi?
·
Sektor
apa saja yang terkena imbas dari Krisis Global tersebut?
·
Bagaimana
cara mengatasi Krisis Global tersebut?
·
Apa
tanggapan kita sebagai mahasiswa terhadap masalah ini?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Krisis Ekonomi Global
Krisis ekonomi Global merupakan peristiwa di mana seluruh sektor ekonomi pasar
dunia mengalami keruntuhan dan mempengaruhi sektor lainnya di seluruh dunia.
Ini dapat kita lihat bahwa negara adidaya yang memegang kendali ekonomi pasar
dunia yang mengalami keruntuhan besar dari sektor ekonominya. Bencana pasar
keuangan akibat rontoknya perusahaan keuangan dan bank-bank besar di Negeri
Paman Sam satu per satu, tinggal menunggu waktu saja. [1]Bangkrutnya Lehman Brothers
langsung mengguncang bursa saham di seluruh dunia. Bursa saham di kawasan
Asia seperti di Jepang, Hongkong, China, Asutralia, Singapura, India, Taiwan
dan Korea Selatan, mengalami penurunan drastis 7 sd 10 persen. Termasuk bursa
saham di kawasan Timur Tengah, Rusia, Eropa, Amerika Selatan dan Amerika Utara.
Tak terkecuali di AS sendiri, Para investor di Bursa Wall Street mengalami
kerugian besar.
B. Akibat terjadinya krisis ekonomi global
1. Akibat Krisis Ekonomi Global Bagi Luar Negeri
Pada tahun 1907 krisis perbankan Internasional dimulai di New York, setelah
beberapa decade sebelumnya yakni mulai tahun 1860-1921 terjadi peningkatan
hebat jumlah bank di Amerika s/d 19 kali lipat. Selanjutnya, tahun 1920 terjadi
depresi ekonomi di Jepang. Kemudian pada tahun 1922 – 1923 German mengalami
krisis dengan hyper inflasi yang tinggi. Karena takut mata uang menurun
nilainya, gaji dibayar sampai dua kali dalam sehari. Selanjutnya, pada tahun
1927 krisis keuangan melanda Jepang (37 Bank tutup); akibat krisis yang terjadi
pada bank-bank Taiwan Pada tahun 1929 – 30 The Great Crash (di pasar modal NY)
& Great Depression (Kegagalan Perbankan); di US, hingga net national
product-nya terbangkas lebih dari setengahnya. Selanjutnya, pada tahun 1931
Austria mengalami krisis perbankan, akibatnya kejatuhan perbankan di German,
yang kemudian mengakibatkan berfluktuasinya mata uang internasional. Hal ini
membuat UK meninggalkan standard emas. Kemudian1944 – 66 Prancis mengalami
hyper inflasi akibat dari kebijakan yang mulai meliberalkan perekonomiannya.
Berikutnya, pada tahun 1944 – 46 Hungaria mengalami hyper inflasi dan krisis
moneter. Ini merupakan krisis terburuk eropa. Note issues Hungaria meningkat
dari 12000 million (11 digits) hingga 27 digits.
Pada tahun 1945 – 48 Jerman mengalami hyper inflasi akibat perang dunia kedua.. Selanjutnya tahun 1945 – 55 Krisis Perbankan di Nigeria Akibat pertumbuhan bank yang tidak teregulasi dengan baik pada tahun 1945. Pada saat yang sama, Perancis mengalami hyperinflasi sejak tahun 1944 sampai 1966. Pada tahun (1950-1972) ekonomi dunia terasa lebih stabil sementara, karena pada periode ini tidak terjadi krisis untuk masa tertentu. Hal ini disebabkan karena Bretton Woods Agreements, yang mengeluarkan regulasi di sektor moneter relatif lebih ketat (Fixed Exchange Rate Regime). Disamping itu IMF memainkan perannya dalam mengatasi anomali-anomali keuangan di dunia. Jadi regulasi khususnya di perbankan dan umumnya di sektor keuangan, serta penerapan rezim nilai tukar yang stabil membuat sektor keuangan dunia (untuk sementara) "tenang".
Namun ketika tahun 1971 Kesepakatan Breton Woods runtuh (collapsed). Pada hakikatnya perjanjian ini runtuh akibat sistem dengan mekanisme bunganya tak dapat dibendung untuk tetap mempertahankan rezim nilai tukar yang fixed exchange rate. Selanjutnya pada tahun 1971-73 terjadi kesepakatan Smithsonian (di mana saat itu nilai 1 Ons emas = 38 USD). Pada fase ini dicoba untuk menenangkan kembali sektor keuangan dengan perjanjian baru. Namun hanya bertahan 2-3 tahun saja.
Pada tahun 1945 – 48 Jerman mengalami hyper inflasi akibat perang dunia kedua.. Selanjutnya tahun 1945 – 55 Krisis Perbankan di Nigeria Akibat pertumbuhan bank yang tidak teregulasi dengan baik pada tahun 1945. Pada saat yang sama, Perancis mengalami hyperinflasi sejak tahun 1944 sampai 1966. Pada tahun (1950-1972) ekonomi dunia terasa lebih stabil sementara, karena pada periode ini tidak terjadi krisis untuk masa tertentu. Hal ini disebabkan karena Bretton Woods Agreements, yang mengeluarkan regulasi di sektor moneter relatif lebih ketat (Fixed Exchange Rate Regime). Disamping itu IMF memainkan perannya dalam mengatasi anomali-anomali keuangan di dunia. Jadi regulasi khususnya di perbankan dan umumnya di sektor keuangan, serta penerapan rezim nilai tukar yang stabil membuat sektor keuangan dunia (untuk sementara) "tenang".
Namun ketika tahun 1971 Kesepakatan Breton Woods runtuh (collapsed). Pada hakikatnya perjanjian ini runtuh akibat sistem dengan mekanisme bunganya tak dapat dibendung untuk tetap mempertahankan rezim nilai tukar yang fixed exchange rate. Selanjutnya pada tahun 1971-73 terjadi kesepakatan Smithsonian (di mana saat itu nilai 1 Ons emas = 38 USD). Pada fase ini dicoba untuk menenangkan kembali sektor keuangan dengan perjanjian baru. Namun hanya bertahan 2-3 tahun saja.
Pada tahun 1973 Amerika
meninggalkan standar emas. Akibat hukum "uang buruk (foreign exchange)
menggantikan uang bagus (dollar yang di-back-up dengan emas)-(Gresham
Law)". Pada tahun 1973 dan sesudahnya mengglobalnya aktifitas spekulasi
sebagai dinamika baru di pasar moneter konvensional akibat penerapan floating
exchange rate sistem. Periode Spekulasi; di pasar modal, uang, obligasi dan
derivative. Maka tak aneh jika pada tahun 1973 – 1874 krisis perbankan kedua di
Inggris; akibat Bank of England meningkatkan kompetisi pada supply of credit.
Pada tahun 1974 Krisis pada Eurodollar Market; akibat west German Bankhaus ID
Herstatt gagal mengantisipasi international crisis. Selanjutnya tahun 1978-80
Deep recession di negara-negara industri akibat boikot minyak oleh OPEC, yang
kemudian membuat melambung tingginya interest rate negara-negara industri.
Selanjutnya sejarah mencatat bahwa pada tahun 1980 krisis dunia ketiga; banyaknya hutang dari negara dunia ketiga disebabkan oleh oil booming pada th 1974, tapi ketika negara maju meningkatkan interest rate untuk menekan inflasi, hutang negara ketiga meningkat melebihi kemampuan bayarnya. Pada tahun 1980 itulah terjadi krisis hutang di Polandia; akibat terpengaruh dampak negatif dari krisis hutang dunia ketiga. Banyak bank di eropa barat yang menarik dananya dari bank di eropa timur.
Selanjutnya sejarah mencatat bahwa pada tahun 1980 krisis dunia ketiga; banyaknya hutang dari negara dunia ketiga disebabkan oleh oil booming pada th 1974, tapi ketika negara maju meningkatkan interest rate untuk menekan inflasi, hutang negara ketiga meningkat melebihi kemampuan bayarnya. Pada tahun 1980 itulah terjadi krisis hutang di Polandia; akibat terpengaruh dampak negatif dari krisis hutang dunia ketiga. Banyak bank di eropa barat yang menarik dananya dari bank di eropa timur.
Pada saat yang hampir
bersamaan yakni di tahun 1982 terjadi krisis hutang di Mexico; disebabkan
outflow kapital yang massive ke US, kemudian di-treatments dengan hutang dari
US, IMF, BIS. Krisis ini juga menarik Argentina, Brazil dan Venezuela untuk
masuk dalam lingkaran krisis.
Perkembangan berikutnya, pada tahun 1987 The Great Crash (Stock Exchange), 16
Oct 1987 di pasar modal US & UK. Mengakibatkan otoritas moneter dunia
meningkatkan money supply. Selanjutnya pada tahun 1994 terjadi krisis keuangan
di Mexico; kembali akibat kebijakan finansial yang tidak tepat. Pada tahun
1997-2002 krisis keuangan melanda Asia Tenggara; krisis yang dimulai di
Thailand, Malaysia kemudian Indonesia, akibat kebijakan hutang yang tidak
transparan. Krisis Keuangan di Korea; memiliki sebab yang sama dengan Asteng.
Kemudian, pada tahun 1998 terjadi krisis keuangan di Rusia; dengan jatuhnya
nilai Rubel Rusia (akibat spekulasi) Selanjutnya krisis keuangan melanda Brazil
di tahun 1998. pad saat yang hamper bersamaan krisis keuangan melanda Argentina
di tahun 1999. Terakhir, pada tahun 2007-hingga saat ini, krisis keuangan
melanda Amerika Serikat. Dari data dan fakta historis tersebut terlihat bahwa
dunia tidak pernah sepi dari krisis yang sangat membayakan kehidupan ekonomi
umat manusia di muka bumi ini.
2. Akibat Krisis Ekonomi Global Bagi Dalam
Negeri
Resesi ekonomi yang kini melanda AS, juga gejolak
keuangan di beberapa belahan dunia, tak boleh dipandang remeh. Pemerintah harus
waspada dan antisipatif, karena resesi ekonomi AS kemungkinan semakin parah
sehingga bisa berdampak hebat terhadap kehidupan ekonomi di dalam negeri. Di
sisi lain, sektor keuangan di beberapa belahan dunia yang lain kini juga
bergejolak dan potensial berimbas ke mana-mana, termasuk ke Indonesia.
Eropa Timur dan Amerika Latin sebenarnya
pernah mengalami krisis ekonomi dan keuangan. Namun, saat itu krisis tersebut
lebih karena pengaruh pergolakan politik di masing-masing negara. Tapi kini
krisis ekonomi di kedua kawasan amat potensial karena bubble di sektor keuangan
sudah amat berlebihan. Artinya, bubble tersebut hampir pasti segera pecah.
Celakanya, kalau negara-negara berkembang yang terkena krisis ekonomi,
lembaga-lembaga keuangan internasional cenderung lepas tangan. Akibatnya,
krisis yang terjadi bisa sangat parah dan potensial mengimbas ke wilayah lain.
Warung-warung di pelosok Jakarta kini
bertumbangan ke jurang kebangkrutan. Itu sebagai bukti bahwa rakyat kebanyakan
sudah tak berbelanja lagi. Sementara lapisan atas justru berbelanja keperluan
sehari-hari ke pasar-pasar modern milik pengusaha besar. Ini menyebabkan
kefailitan raksasa bagi dunia bisnis.
Saat ini dampak resesi ekonomi global yang
paling dirasakan adalah pada masyarakat menengah ke atas, terlebih mereka yang
bermain saham, valuta asing dan investasi emas.
Dari pantauan media di sejumlah pasar di
tanah air, sejak BEJ melakukan suspend pada Jum’at (10/10) kemarin, harga
bahan-bahan pangan mulai merangkak naik. Jika sudah begini, masyarakat bawah
yang paling merasakan dampaknya.
Walau beberapa kebutuhan pokok, seperti harga
beras masih bertahan yakni untuk jenis IR 64 berkisar; Rp6.000/kg, beras kuku
balam super; Rp7.000/ kg, minyak goreng; Rp.8000/kg dan gula pasir Rp.6.000/kg
relatif stabil. Demikian juga dengah harga ayam kampung yang tetap di harga
Rp40.000/kg dan telur bebek Rp1.300-Rp1.400 per butir. Namun, tak ada jaminan
harga-harga kebutuhan pokok ini tidak akan merangkak naik.
Sedangkan harga bahan pangan lainnya seperti
daging lembu yang sempat bertengger di posisi Rp 60.000-Rp65.000/kg, turun
menjadi Rp.45.000/kg. Sedangkan harga-harga yang mulai naik, antara lain; ayam
potong yang beberapa waktu lalu Rp22.000/kg, kini menjadi Rp.25.000/kg. Telur
ayam potong yang kemarin sempat Rp800-Rp850/butir, kini naik, Rp.2000/butir.
Harga sayur mayur seperti cabai merah Rp20.000/kg, naik menjadi Rp. 30.000/kg.
Adapun bawang merah Rp9.000 naik menjadi Rp10.000/kg; tomat naik ke posisi Rp
6.000 per kg dari Rp.5000/kg.
Selain itu, kenaikan harga bahan baku di
sektor properti akibat pengaruh krisis ekonomi global, sangat mungkin terjadi.
Seperti di kutip dari Antara.co.id, Wakil Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI)
Jawa Tengah, Adib Adjiputra, di Solo, beberapa waktu lalu mengatakan, harga
bahan baku yang diproduksi di dalam negeri maupun luar negeri, berpotensi
terpengaruh oleh krisis ekonomi ini.
Harga bahan baku seperti besi, keramik, semen
dan sejumlah aksesori rumah lainnya yang berasal dari industri manufaktur, kata
dia, sangat rentan mengalami kenaikan.
Kenaikan bahan baku akibat dampak krisis
ekonomi ini akan semakin menyulitkan sektor properti, setelah sebelumnya juga
diterpa kenaikan harga bahan baku akibat kenaikan bahan bakar minyak (BBM).
Pada sektor properti ini, tipe rumah kelas
menengah ke atas yang akan paling besar terkena dampak terjadinya krisis
ekonomi ini. Kenaikan tingkat suku bunga pasti akan mengikutinya. Sehingga
harga cicilan rumah perbulannya akan naik. Sedangkan untuk rumah kelas menengah
ke bawah sedikit tidak berpengaruh karena sebagian sudah disubsidi pemerintah.
C. Sepuluh Cara Mengatasi Krisis Ekonomi Global
Oleh Pemerintah Republik Indonesia
Presiden menegaskan 10 langkah yang harus ditempuh semua pihak untuk menghadapi
krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat (AS), sehingga tidak berdampak
buruk terhadap pembangunan nasional.
Pertama, Presiden mengajak semua pihak
dalam menghadapi krisis global harus terus memupuk rasa optimisme dan saling
bekerjasama sehingga bisa tetap menjagar kepercayaan masyarakat.
Kedua, pertumbuhan ekonomi sebesar enam
persen harus terus dipertahankan antara lain dengan terus mencari peluang
ekspor dan investasi serta mengembangkan perekonomian domestik.
Ketiga adalah optimalisasi APBN 2009 untuk
terus memacu pertumbuhan dengan tetap memperhatikan `social safety net` dengan
sejumlah hal yang harus diperhatikan yaitu infrastruktur, alokasi penanganan
kemiskinan, ketersediaan listrik serta pangan dan BBM.
Untuk itu perlu dilakukan efisiensi
penggunaan anggaran APBN maupun APBD khususnya untuk peruntukan konsumtif.
Keempat, ajakan pada kalangan dunia usaha
untuk tetap mendorong sektor riil dapat bergerak. Bila itu dapat dilakukan maka
pajak dan penerimaan negara bisa terjaga dan juga tenaga kerja dapat terjaga.
Sementara Bank Indonesia dan perbankan nasional harus membangun sistem agar
kredit bisa mendorong sektor riil. Di samping itu, masih menurut Kepala Negara,
pemerintah akan menjalankan kewajibannya untuk memberikan insentif dan
kemudahan secara proporsional.
Kelima, semua pihak lebih kreatif menangkap
peluang di masa krisis antara lain dengan mengembangkan pasar di negara-negara
tetangga di kawasan Asia yang tidak secara langsung terkena pengaruh krisis
keuangan AS.
Keenam, menggalakkan kembali penggunaan
produk dalam negeri sehingga pasar domestik akan bertambah kuat.
Ketujuh, perlunya penguatan kerjasama lintas
sektor antara pemerintah, Bank Indonesia, dunia perbankan serta sektor swasta.
Kedelapan, semua kalangan diharapkan untuk
menghindari sikap ego-sentris dan memandang remeh masalah yang dihadapi.
Kesembilan, mengingat tahun 2009 merupakan
tahun politik dan tahun pemilu, kaitannya dengan upaya menghadapi krisis
keuangan AS adalah memiliki pandangan politik yang non partisan, serta
mengedepankan kepentingan rakyat di atas kepentingan golongan maupun pribadi
termasuk dalam kebijakan-kebijakan politik.
Kesepuluh, Presiden meminta semua pihak
melakukan komunikasi yang tepat dan baik pada masyarakat. Tak hanya pemerintah
dan kalangan pengusaha, serta perbankan, Kepala Negara juga memandang peran
pers dalam hal ini sangat penting karena memiliki akses informasi pada
masyarakat.
D. Tanggapan Mahasiswa Terhadap Krisis Ekonomi
Global
Sebagai insan kritis dan intelektual, kita harus menyadari dan mengakui dampak
hebat dari krisis ekonomi global ini. Karena ini bukan saja merupakan masalah
negara saja, kita sebagai rakyat yang juga terkena akibat dari krisis ini.
Sehingga menjadi kewajiban kita untuk ambil bagian dalam mencari pemecahan
persoalan dalam permasalahan ini.
Dalam persoalan sehari-hari kita sebagai rakyat melakukan sesuatu apa adanya.
Dengan cara menghemat dan selektif dalam memilih kebutuhan pokok khususnya,
adalah salah satu cara kita menghadapi krisis ekonomi global. Saran bagi
pemerintahan adalah untuk lebih memperhatikan sektor usaha kecil yang
sejujurnya hampir tidak terlirik oleh pemerintah yang terlalu memprioritaskan
usaha raksasa (perusahaan) , BUMN, dan jasa umum. Padahal sektor usaha kecil
adalah salah satu sumber mata pencaharian rakyat yang harusnya dibesarkan.
Usaha kecil dimungkinkan untuk menarik banyak investor untuk menanamkan
modalnya, sehingga rakyat menjadi mandiri dan pemerintah menjadi lebih
diringankan untuk permasalahan pemberdayaan ekonomi rakyat. Untuk selanjutnya
pemerintah tinggal menjalankan program kerja untuk mengatasi krisis global
tersebut sehingga rakyat dan pemerintah menjadi partner dalam menanggulangi
permasalahan ini.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah
membaca makalah di atas, dapat disimpulkan bahwa:
a. Krisis
ekonomi Global merupakan peristiwa di mana seluruh sektor ekonomi pasar dunia
mengalami keruntuhan dan mempengaruhi sektor lainnya di seluruh dunia
b. Krisis
ekonomi Global terjadi karena permasalahan ekonomi pasar di sluruh dunia yang
tidak dapat dielakkan karena kebangkrutan maupun adanya situasi ekonomi yang
carut marut.
c. Sektor
yang terkena imbasan Krisis Ekonomi Global adalah seluruh sektor bidang
kehidupan. Namun yang paling tampak gejalanya adalah sektor bidang ekonomi dari
terkecil hingga yang terbesar.
d. Cara
mengatasi permasalah Krisis ekonomi bagi masyarakat adalah lebih selektif dalam
memenuhi kebutuhan dan bersikap kooperatif bersama pemerintah dan sebaliknya
dari pemerintah untuk lebih sigap dalam situasi masyarakat.
e. Sebagai
mahasiswa kita harus kritis dan menanggapi dengan cepat permasalahan kehidupan
yang terjadi saat ini khususnya krisis ekonomi global ini. Paling tidak dari
hal kecil, sehingga untuk hal besar kita akan lebih siap menghadapinya.
B. Saran
Kepada masyarakat untuk tetap bersabar terhadap situasi permasalahan kita ini
dan mempercayakan segala sesuatu kepada pemerintah. Dan dimulai dari pribadi
dan diri sendiri, untuk mengikuti saran yang telah dituliskan di atas. Dan bagi
para mahasiswa untuk menjadi lebih kritis. Semoga makalah ini menjadi kajian
yang baik meskipun masih terdapat kekurangan. Atas perhatian dari seluruh
pihak, kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.opensubscriber.com/message/motivasi@yahoogroups.com/10510614.html
http://kompas.co.id/read/xml/2008/10/02/23553141/kekhawatiran.krisis.ekonomi.global.benamkan.saham.dunia
http://www.syaldi.web.id/2008/02/gerakan-mahasiswa-indonesia-tahun-1998-sebuah-proses-perubahan-sosial/
http://borneo-tribune.net/2008/11/01/dampak-krisis-ekonomi-global-sawit-aman-karet-tak-aman/
Agustianto, http://www.opensubscriber.com/message/motivasi@yahoogroups.com/10510614.html
Kompas, 2 Oktober 2008
“Kekhawatiran Krisis Ekonomi Global Benamkan Saham Dunia”
0 Comments