KATA PENGANTAR
Alhamdulillah
wasyukurillah kita panjatkan kehadirat Allah yang Maha Kuasa, yang telah
memberikan kita karunia serta nikmatnya hingga pada saat ini kita masih bisa
melaksanakan proses belajar di sekolah ini. Shalawat beriringan salam, mari
kita sampaikan ke Rasul Allah SAW yang telah membawa tangan umatnya dari alam
kegelapan hingga menuju alam yang terang dengan iman dan taqwa.
Pada
kesempatan kali ini saya akan membahas tentang makalah akulturasi
apabila nantinya dalam penyusunan makalah kami ini ada kekurangan dan ketidak
sempurnaan saya terlebih dahulu memohon maaf.
Desember 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL...................................................................................... i
KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah.............................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah....................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Akulturasi.................................................................................. 2
2.2. Proses Akulturasi......................................................................................... 3
2.3 Akulturasi Di Indonesia Di Bidang
Pemerintahan...................................... 4
2.4 Faktor Pendorong dan Penghambat Akulturasi.......................................... 5
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan................................................................................................... 7
3.2 Saran ............................................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Indonesia
adalah negara yang terdiri dari berbagai suku bangsa, yangmasing-masing
memiliki budaya yang berbeda-beda. Keberbedaan itulahyang menjadi ciri khas dan
keunggulan Indonesia, Indonesia menjadi unik karena budayanya yang beragam.
Keanekaragaman itu ditambah lagi dengan masuknya unsur-unsur budaya asing ke
Indonesia yang memperkaya warna kebudayaan Indonesia. Budaya asing itu sendiri
masuk melaluibeberapa cara, diantaranya yaitu asimilasi dan akulturasi .
Asimilasi ini biasa terjadi pada golongan minoritas dan golongan mayoritas pada
suatu tempat. Sedangkan Akulturasi adalah bergabungnya dua kebudayaan atau
lebih sehingga menciptakan suatu kebudayaan baru, tanpa
menghilangkankepribadian dari kebudayaan asli.
2. RUMUSAN MASALAH
A. Pengertian Akulturasi
B. Proses Akulturasi
C.
Akulturasi di Indonesia di Bidang Pemerintahan
C. Faktor Pendorong dan Penghambat Akulturasi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN AKULTURASI
Akulturasi adalah suatu proses sosial, yang timbul
manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan
unsur dari suatu kebudayaan asing.Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan
diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur
kebudayaan kelompok itu sendiri. Atau bisa juga di definisikan sebagaiperpaduan
antara kebudayaan yang berbeda yang berlangsung dengan damai dan serasi.Untuk memahami pengertian akulturasi dalam konteks budaya pertama-tama kita
perlu memahami definisi budaya dan kebudayaan terlebih dahulu. Menurut Sachari kebudayaan adalah suatu
totalitas dari proses dan hasil segala aktivitas suatu bangsa dalam bidang
estetis, moral, dan ideasional yang terjadi melalui proses integrasi, baik
integrasi historis maupun pengaruh jangka panjangnya. Para ahli ilmu sosial
mengartikan konsep kebudayaan itu dalam arti yang amat luas yakni meliputi
seluruh aktivitas manusia dalam kehidupannya, yaitu seluruh hasil dari pikiran,
karya dan hasil karya manusia yang tidak berakar kepada nalurinya (Koentjaraningrat).
Banyak para ahli sosiolog yang mendefinisikan tentang pengertian akulturasi
dengan berbagai versi, diantaranya :
v Koentjaraningrat (1996: 155)
Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul bila suatu kelompok
manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari
suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan
asing itu lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri tanpa
menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.
v Garbarino
“Acculturation (is)
the process of culture change as a result of long term, face to face contact
between two societies” (Garbarino, 1983).
“Akulturasi (adalah) proses perubahan budaya sebagai akibat jangka panjang,
tatap muka kontak antara dua masyarakat “(Garbarino, 1983).
v Redfield, Linton, Herskovits
Akulturasi meliputi fenomena yang timbul sebagai hasil, jika
kelompok-kelompok manusia yang mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda bertemu,
dan mengadakan kontak secara terus menerus, yang kemudian menimbulkan perubahan
dalam pola kebudayaan yang original dari salah satu kelompok atau
kedua-duanya.Dari berbagai pendapat para ahli mengenai definisi akulturasi
diatas dapat disimpulkan bahwa akulturasi adalah suatu proses sosial yang
timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan
dengan unsur dari suatu kebudayaan asing, kebudayaan asing itu lambat laun
diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya
unsur kebudayaan kelompok itu sendiri. Atau bisa juga di definisikan sebagai
perpaduan antara kebudayaan yang berbeda yang berlangsung dengan damai dan
serasi.
2.2 PROSES AKULTURASI
Manusia adalah makhluk sosio
budaya yang memperoleh perilaluknya lewat belajar. Dari semua aspek belajar
manusia, komunikasi merupakan aspek yang terpenting dan paling mendasar karena
kegiatan komunikasi berfungsi sebagai alat untuk menafsirkan lingkungan fisik
dan sosial kita.Proses yang dilalui individu-individu untuk memperoleh
aturan-aturan (budaya) dimulai dari masa awal hidupnya hingga akhir hayatnya.
Melalui proses sosialisasi dan pendidikan pola-pola budaya ditanamkan ke dalam
system syaraf manusia dan menjadi kepribadian dan perilaku masing-masing
indivdu. Proses belajar ini menjadikan manusia harus berinteraksi dengan
manusia yang lain dari anggota budaya lainnya yang juga memiliki pola-pola
komunikasi serupa. Proses memperoleh pola-pola demikian oleh individu-individu
itu disebut enkulturasi.Proses enkulturasi sendiri mempunyai pengertian proses
belajar dan menyesuaikan alam pikiran serta sikap terhadap adat istiadat,
system, norma, serta semua peraturan yang terdapat dalam kebudayaan seseorang (Koentjaraningrat, 2003 : 145).Hubungan
antara budaya dan individu seperti dalam proses enkulturasi membuat manusia
untuk menyesuaikan dirinya dengan keadaan. Secara bertahap seorang individu
imigran belajar menciptakan situasi-situasi dan relasi-relasi yang tepat dalam
masyarakat pribumi sejalan dengan berbagai transaksi yang ia lakukan dengan
orang lain. Pada saatnya, imigran akan menggunakan cara-cara berperilaku
masyarakat pribumi untuk menyesuaikan diri dengan pola-pola yang dianut
masyarakat setempat begitu juga sebaliknya. Perubahan pola dari pola lama
ke pola yang baru ini disebut akulturasi.
Ø Contoh Akulturasi Budaya
Contoh nya
Wujud Akulturasi Kebudayaan Hindu-Budha dengan Kebudayaan Indonesia.
Jadi dapat
disimpulkan bahwa akulturasi sama dengan kontak budaya yaitu bertemunya dua
kebudayaan yang berbeda melebur menjadi satu menghasilkan kebudayaan baru
tetapi tidak menghilangkan kepribadian/sifat kebudayaan aslinya.Hal ini berarti
kebudayaan Hindu – Budha yang masuk ke Indonesia tidak diterima seperti apa
adanya, tetapi diolah, ditelaah dan disesuaikan dengan budaya yang dimiliki
penduduk Indonesia, sehingga budaya tersebut berpadu dengan kebudayaan asli
Indonesia menjadi bentuk akulturasi kebudayaan Indonesia Hindu – Budha.
2.3
AKULTURASI DI
INDONESIA DI BIDANG PEMERINTAHAN
Wujud
akulturasi dapat dilihat dalam organisasi politik yaitu sistem pemerintahan
yang berkembang di Indonesia setelah masuknya pengaruh India Dengan adanya
pengaruh kebudayaan India tersebut, maka sistem pemerintahan yang berkembang di
Indonesia adalah bentuk kerajaan yang diperintah oleh seorang raja secara turun
temurun.
Raja
di Indonesia ada yang dipuja sebagai dewa atau dianggap keturunan dewa yang
keramat, sehingga rakyat sangat memuja Raja tersebut, hal ini dapat dibuktikan
dengan adanya raja-raja yang memerintah di Singosari seperti Kertanegara
diwujudkan sebagai Bairawa dan R Wijaya Raja Majapahit diwujudkan sebagai
Harihari (dewa Syiwa dan Wisnu jadi satu).
Permerintahan
Raja di Indonesia ada yang bersifat mutlak dan turun-temurun seperti di India
dan ada juga yang menerapkan prinsip musyawarah. Prinsip musyawarah diterapkan
terutama apabila raja tidak mempunyai putra mahkota yaitu seperti yang terjadi
pada masa berlangsungnya kerajaan Majapahit, dalam hal pengangkatan
Wikramawardana.
Wujud
akulturasi di samping terlihat dalam sistem pemerintahan juga terlihat dalam
sistem kemasyarakatan, yaitu pembagian lapisan masyarakat berdasarkan sistem
kasta.Sistem kasta menurut kepercayaan Hindu terdiri dari kasta :
·
kastaBrahmana
(golongan Pendeta),
·
kasta
Ksatria (golongan Prajurit, Bangsawan),
·
kasta
Waisya (golongan pedagang) dan
·
kasta
Sudra (golongan rakyat jelata).
Kasta-kasta
tersebut juga berlaku atau dipercayai oleh umat Hindu Indonesia tetapi tidak
sama persis dengan kasta-kasta yang ada di India karena kasta India benar-benar
diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan, sedangkan di Indonesia tidak
demikian,karena di Indonesia kasta hanya diterapkan untuk upacara keagamaan.
2.4. FAKTOR PENDORONG DAN PENGHAMBAT AKULTURASI
a. Faktor
Pendorong
· Kontak dengan kebudayaan lain
· Sistem pendidikan formal yang maju
· Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju
· Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang (deviation)
·
Sistem terbuka pada lapisan masyarakat
· Adanya penduduk yang heterogen
· Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu
· Adanya orientasi ke masa depan
b. Faktor
Penghambat
· Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat
· Sikap masyarakat yang tradisional
· Adanya kepentingan yang telah tertanam dengan kuatnya.
· Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain.
· Adanya prasangka buruk terhadap hal-hal baru.
· Adanya hambatan yang bersifat ideologis.
· Adat atau kebiasaan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1.
Akulturasi
adalah bertemunya dua kebudayaan
yang berbeda dan melebur menjadi satu yang
menghasilkan kebudayaan baru tetapi
tidak menghilangkan sifat kebudayaan aslinya.
2. Kebudayaan baru hasil akulturasi tersebut masing-masing
tidak kehilangan kepribadian atau ciri khasnya. Oleh karena itu, untuk dapat
berakulturasi, masing-masing kebudayaan harus seimbang.
3. Kebudayaan
Hindu – Budha yang masuk ke Indonesia tidak diterima seperti apa adanya, tetapi
diolah, ditelaah dan disesuaikan dengan budaya yang dimiliki penduduk
Indonesia, sehingga budaya tersebut berpadu dengan kebudayaan asli Indonesia
menjadi bentuk akulturasi kebudayaan Indonesia Hindu – Budha.
4. Wujud
akulturasi budaya dapat berupa bahasa, religi/kepercayaan, sistem pemerintahan,
sistem kemasyarakatan, ekonomi, pengetahuan/teknologi, seni bangunan, seni rupa
& seni ukir serta seni sastra.
5. Unsur budaya
India tidak pernah menjadi unsur budaya yang dominan dalam kerangka budaya
Indonesia, karena dalam proses akulturasi tersebut, Indonesia selalu bertindak
selektif.
3.2 Saran
Mungkin dari kesimpulan diatas dapat dipetik salah satu yang
paling penting adalah bahwa perlunya kita menjaga warisan budaya kita agar
tidak diakui oleh negara lain karena budaya merupakan identitas dan kekayaan
suatu bangsa.
Karena penulisan makalah ini jauh dari sempurna dan demi
kemajuan karya tulis kami ini, kami mengharap kritik dan saran. Apabila ada
kesalahan dalam penulisan bahasa, penyusunan makalah ini kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
REFERENSI
Beals, R. 1953. Acculturation,
Antrhropology Today, Chicago: University of Chicago Press.
http://defajha.blogspot.co.id/2014/02/makalah-akulturasi-kebudayaan-indonesia.html
0 Comments