MAKALAH
"BUDIDAYA JAGUNG"
OLEH :
NAMA :
NPM :
DOSEN
PEMBIMBING :
FAKULTAS PERTANIAN AGRI BISNIS
2016
KATA PENGANTAR
Alahamdulillah Puji dan syukur kami
panjatkan ke hadirat Tuhan yang maha Esa. Atas segala rahmat dan hidayah-nya sehinggah saya dapat menyelesaikan
tugas makalah yang berjudul “Makalah Budidaya Jagung”
Saya sangat menyadari bahwa masih
banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu saya sangat
menghargai saran dan kritik bagi pembaca dan untuk membuat makalah ini lebih baik lagi.
Demikian yang dapat saya sampaikan
semoga melalui makalah ini dapat memberikan manfaat terutama untuk saya pribadi dan untuk kita semua.
, Nopember 2016
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jagung merupakan salah satu komuditas utama yang banyak
dibudidayakan oleh masyarakat terutama di Indonesia. Jumlah jagung yang
diproduksi oleh masyarakat belum cukup untuk memenuhi permintaan pasar karena
masih banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang bagaimana cara
membudidayakan jagung yang benar dan baik dan tanah atau lahan untuk tanaman
jagung telah banyak dialih fungsikan sebagai gedung-gedung dan lain-lain.
Perusahaan swasta pun juga belum memproduksi jagung secara optimal. Jagung juga
sebagai makanan pokok di suatu daerah tertentu dan diubah menjadi beberapa
makanan ringan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat sehingga kebutuhan akan
jagung meningkat di masyarakat.
Hasil tanaman jagung juga dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu masih belum optimalnya penyebaran varietas unggul dimasyarakat,
pemakaian pupuk yang belum tepat, penerapan teknologi dan cara bercocok tanam
yang beum diperbaiki. Usaha untuk meningkatkan produksi tanaman jagung adalah
peningkatan taraf hidup petani dan memenuhi kebutuhan pasar maka perlu
peningkatan produksi jagung yang memenuhi standard baik kualitas dan kuantitas
jagung yan dihasilkan tetapi dalam melakukan hal tersebut perlu mengetahui atau
memahami karakteristik tanaman jagung yang akan ditanam seperti morfologi,
fisiologi dan agroekologi yang diperlukan oleh tanaman jagung sehingga dapat
meningkatkan produksi jagung di Indonesia.
Banyak kegunaan tanaman jagung selain sebagai
makanan tetapi jagung dapat dijadikan sebagai tepung, jagung rebus, jagung
bakar dan lain-lain sehingga dapat meningkatkan permintaan untuk tanaman
jagung. Semakin banyak permintaan pasar maka akan meningkatkan jumlah
permintaan sehingga produksi tanaman atau barang akan semakin menurun karena
stok barang semakin menipis serta meningkatkan harga barang. Jagung juga
mengandung karbohidrat yang sangat banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Keunggulan komparatif dari tanaman jagung banyak diolah dalam
bentuk tepung, makanan ringan atau digunakan untuk bahan baku pakan ternak.
Hampir seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan untuk keperluan manusia baik
langsung maupun tidak langsung. Sejalan dengan perkembangan industri pengolah
jagung dan perkembangan sektor peternakan, permintaan akan jagung
cenderung semakin meningkat.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Bagaimana cara
membudidayakan tanaman jagung?
2.
Bagaimana
perhitungan analisis ekonomi budidaya tanaman jagung?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui cara membudidayakan tanaman
jagung.
2. Untuk mengetahui cara perhitungan analisa ekonomi
dalam budidaya tanaman jagung.
BAB II
LANDASAN TEORI
Jagung
merupakan salah satu contoh tanaman C4 yang berarti lebih banyak membutuhkan
sinar matahari yang cukup dalam setiap pertumbuhan tanaman tersebut. Tanaman C4
merupakan tanaman yang memerlukan intensitas cahaya matahari yang lebih tinggi
sehingga tanaman ini dapat membentuk rantai carbon sebanyak 4 buah dalam
menambat carbon dioksida (CO2) dalam melangsungkan fotosintesis
(Salisburi dan Ross, 1995). Untuk tanaman jagung tiak perlu diadakan naungan
karena salah satu tanaman C4. Sehingga jagung lebih cocok dalam suhu antara
20-300 C dan ketinggian antara 50-1800 m dari permukaan laut.
Tanaman jagung juga termasuk tanaman monokotil yang berarti tidak memiliki kayu
pada bagia batangnya dan termasuk dalam famili rumput-rumputan.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produksi tanaman jagung
dapat dari berbagai hal, salah satu contohnya yaitu faktor iklim. Iklim
merupakan keadaan dimana yang sangat menentukan sehingga tidak semua tanaman
dapat tumbuh pada setiap iklim. Selain iklim dapat menentukan produktivitas
tanaman jagung tetapi dapat juga menentukan dalam hal kandungan gizi yang
dihasilkan tanaman tetapi masyarakat tidak mementingkan gizi yang terkandung
dalam tanaman jagung tersebut. Indonesia merupakan salah satu negara yang
memiliki iklim tropis yang hanya memiliki 2 musim yaitu musim hujan dan
kemarau. Untuk daerah iklim tropis kandungan gizi dalam tanaman hanya banyak
mengandung karbohidrat yang tinggi tetapi rendah kandungan protein pada setiap
tanaman yang dihasilkan (Kartasapoetra, 1990).
Peningkatan produktivitas tanaman jagung
merupakan hal yang penting dalam memenuhi kebutuhan pasar di Indonesia. Dalam
hal peningkatan produksi tanaman jagung ini perlu memperhatikan berbagai faktor
seperti iklim, esensial, hama dan penyakit danvarietas tanaman yang akan
ditanam. Salah satu faktok iklim yang berpengaruh dalam meningkatkan produksi
tanaman adalah cahaya. Cahaya merupakan hasil dari gabungan antara berbagai
warna yang ditimbulkan oleh sinar matahari atau benda lain yang dapat
menghasilkan cahaya. Bagi tanaman cahaya sangat penting karena menyangkut
berbagai hal dalam melakukan fotosintesis yang dibutuhkan oleh tanaman untuk
melangsungkan hidupnya. Bukan hanya dalam hal fotosintesis cahaya yang
diperlukan oleh tanaman tetapi proses pekembangan seperti perkecambahan,
perpanjangan batang, membukanya hipocotyl, perluasan daun, sintesa klorofil,
gerakan batang dan daun, pembukaan bunga dan dormansi tunas (Fitter dan Hay,
1992).
Irigasi merupakan salah satu usaha untuk memenuhi kebutuhan
air bagi tanaman dengan membuat saluran-saluran irigasi sehingga ketika air
dibutuhkan oleh tanaman petani perlu mengalirkan air ke dalam petak tanaman
jagung tersebut. Hal ini tersebut merupakan salah satu manfaat pengairan atau
irigasi bagi tanaman dan petani. Untuk tanaman jagung panjang akar hanya
mencapai panjang 25 cm sehingga dalam mencari sumber air tanaman jagung tidak
dapat menjangkau air tanah yang dalam. Untuk irigasi tanaman jagung lebih baik
menggunakan irigasi bawah permukaan karena panjang akar tanaman jagung tidak
cukup untuk menjangkau air tanah yang dalam selain itu irigasi ini hanya
diperuntukkan bagi tanaman produksi (Al Omran et al, 2012).
BAB II
PEMBAHASAN
3.1 Cara Budidaya Tanaman Jagung
a) Penyiapan Benih
1) Persyaratan
Benih
Bermutu tinggi, baik mutu
genetik, fisik maupun fisiologinya. Benih berasal dari varietas unggul (daya tumbuh besar, murni, tidak mengandung
kotoran, tidak tercemar hama dan penyakit). Benih yang terjamin adalah benih
bersertifikat.
Jagung
hibrida berpotensi produksi tinggi, namun mempunyai kelemahan yaitu harga benih
lebih mahal, dapat digunakan maksimal 2 kali turunan. Beberapa varietas unggul
jagung seperti terlihat pada Tabel 1(satu).
Tabel 1. Beberapa Contoh
Varietas Jagung Hibrida
Varietas
|
Umur
|
Potensi
Hasil
(Ton/ha)
|
Rata- rata
Hasil (Ton/ha)
|
C6
|
98-105
|
-
|
10-10,3
|
C7
|
95-105
|
10-12,4
|
8,1
|
Pioneer 13
|
90-115
|
10-11
|
8,027
|
Pioneer 14
|
89-112
|
10-11
|
7,578
|
CPI -1
|
97
|
-
|
6,2
|
CPI- 2
|
97
|
8-9
|
6,2
|
IPB 4
|
100-105
|
-
|
6,6
|
Semar 2
|
91
|
-
|
5,0-6,1
|
Semar 3
|
94
|
8-9
|
5,3
|
2) Penyiapan Benih
- Benih jagung komposit dapat diperoleh dari penanaman sendiri, dari jagung yang tumbuh sehat.
- Dari tanaman terpilih, diambil jagung yang tongkolnya besar, barisan biji lurus dan penuh tertutup rapat oleh klobot, dan tidak terserang oleh hama penyakit.
- Tongkol dipetik setelah lewat fase matang fisiologi dengan ciri: biji mengeras dan sebagian besar daun menguning.
- Tongkol dikupas dan dikeringkan, bila benih akan disimpan dalam jangka lama, setelah dikeringkan tongkol dibungkus dan disimpan di tempat kering.
- Dari tongkol kering, diambil biji bagian tengah. Biji di bagian ujung dan pangkal tidak digunakan sebagai benih.
- Daya tumbuh benih lebih dari 90%. Benih yang dibutuhkan adalah sebanyak 20-30 kg/ha.
3)
Perlakuan Benih
Sebelum benih ditanam, sebaiknya dicampur dengan fungisida,
terutama apabila diduga akan ada serangan jamur. Bila diduga akan ada serangan
lalat bibit dan ulat agrotis, sebaiknya benih dimasukkan ke dalam lubang
bersama-sama dengan insektisida butiran dan sistemik.
b) Pengolahan Media Tanam
Pengolahan tanah bekas pertanaman padi
dilaksanakan setelah membabad jermi. Jerami dapat digunakan sebagai
mulsa/penutup tanah setelah jagung ditanam. Kegunaan mulsa yaitu mengurangi
penguapan tanah, menghambat pertumbuhan gulma, menahan pukulan air hujan dan
lama kelamaan mulsa menjadi pupuk hijau. Pengolahan tanah pada lahan kering
cukup sampai dengan kedalaman 10 cm dan semua limbah digunakan sebagai mulsa.
Pada saat pengolahan tanah setiap 3 m
perlu disiapkan saluran air sedalam 20 cm dan lebar 30 cm yang berfungsi untuk
memasukkan air pada saat kekurangan air dan pembuangan air pada saat air
berlebih.
Tanah dengan pH kurang dari 5,0, harus
dikapur 1 bulan sebelum tanam. Jumlah kapur yang diberikan 1-3 ton/ha untuk 2-3
tahun disebar merata atau pada barisan tanaman, Dapat pula digunakan dosis 300
kg/ha per musim tanam dengan cara disebar pada barisan tanaman atau menggunakan
mineral zeolit dengan dosis sesuai dengan petunjuk produsen.
1). Minimum Tillage
1). Minimum Tillage
Pada lahan-lahan yang peka terhadap
erosi, budidaya jagung perlu diikuti dengan usaha-usaha konservasi seperti
penggunaan mulsa dan sedikit mungkin pengolahan tanah. Bila waktu tanam
mendesak, pengolahan tanah dapat dilakukan hanya pada barisan tanaman saja,
selebar 60 cm dengan kedalaman 15 – 20 cm.
2). Zero Tillage (tanpa pengolahan tanah)
Pemberantasan gulma
menggunakan herbisida 2-3 lt/ha. Tanah dicangkul hanya untuk lubang tanaman.
c) Teknik Penanaman
1) Penentuan Pola Tanaman
- Tumpang sari (Intercropping); Penanaman lebih dari 1 tanaman (umur sama atau berbeda).
- Tumpang gilir (Multiple Cropping), dilakukan secara beruntun sepanjang tahun dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain untuk mendapat keuntungan maksimum.
- Tanaman bersisipan (Relay Cropping): dengan cara menyisipkan satu/beberapa jenis tanaman selain jagung. Misalnya waktu jagung menjelang panen disisipkan kacang panjang.
- Tanaman Campuran (Mixed Cropping): penanaman terdiri atas beberapa tanaman dan tumbuh tanpa diatur jarak tanam maupun larikannya. Pada pola ini lahan efisien, tetapi riskan terhadap hama dan penyakit.
2) Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat dengan tugal sedalam
3-5 cm, tiap lubang diisi 1 butir benih. Jarak tanam disesuaikan dengan umur
panen. Jagung berumur ≥100 hari jarak tanam 40 x
100 cm (2 tanaman /lubang). jagung.berumur 80-100 hari, jarak tanamnya 25 x 75
cm (1 tanaman/lubang). Sedangkan jagung. berumur < 80 hari, jarak tanam 20 x 50 cm (1
tanaman/lubang).
Tabel 2. Jarak tanam dan Populasi Jagung Per Hektar
Varietas
|
Jarak tanam
(cm x cm)
|
Populasi
(Tanaman/Ha)
|
Umur dalam
(>100
hari)
|
100 x
(40-50)
|
40.000 –
50.000
|
Umur tengah
(90-100
hari)
|
75 x (40-50)
|
53.000
- 66.000
|
Umur genjah
(80-90 hari)
|
50 x (20-25)
|
80.000 –
100.000
|
3) Cara Penanaman
Saat tanam tanah dalam keadaan lembab dan tidak tergenang.
Apabila tanah kering, perlu diairi, kecuali bila diduga 1-2 hari lagi hujan
akan turun. Jumlah benih per lubang tergantung keinginan, bila dikehendaki 2
tanaman per lubang maka benih yang dimasukkan 3 biji/lubang, bila dikehendaki 1
tanaman/lubang, maka benih yang dimasukkan 2 biji/lubang.
Jumlah kebutuhan benih per hektar dengan beberapa alternatif
jarak tanam dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3 Jarak Tanam dan Kebutuhan Benih Jagung
Jarak tanam (meter)
(cm)
|
Non Hibrida
(cm)
(kg/ha)
|
Hibrida (cm)
(kg/ha)
|
100 x 40
|
22,5
|
-
|
75 x 25
|
32
|
20
|
75 x 40
|
-
|
30 – 40
|
75 x 20
|
40
|
-
|
50 x 20
|
60
|
-
|
4)
Lain-lain
Di lahan irigasi jagung ditanam pada musim kemarau. Di sawah
tadah hujan ditanam pada akhir musim hujan. Di lahan kering ditanam pada awal
musim hujan dan akhir musim hujan.
d) Pemeliharaan
1) Penjarangan dan Penyulaman
Apabila dalam 1 lubang tumbuh 3 tanaman dan hanya dikehendaki
2 atau 1, tanaman yang tumbuh paling tidak baik, dipotong dengan pisau atau
gunting yang tajam tepat di atas permukaan tanah. Pencabutan tanaman secara
langsung tidak boleh dilakukan, karena akan melukai akar tanaman
lain. Benih yang tidak tumbuh/mati perlu disulam, kegiatan ini
dilakukan 7-10 hari sesudah tanam. Penyulaman menggunakan benih dari jenis yang
sama.
2) Penyiangan
Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman
muda menggunakan tangan, cangkul kecil, garpu. Penyiangan harus hati-hati agar
tidak mengganggu perakaran yang belum kuat mencengkeram tanah.
3) Pembumbunan
Pembumbunan bersamaan dengan penyiangan dan pemupukan pada
umur 6 minggu. Tanah di kanan dan kiri barisan jagung diurug dengan cangkul,
kemudian ditimbun di barisan tanaman, membentuk guludan memanjang. Pembubunan
juga dilakukan bersamaan penyiangan kedua.
4) Pemupukan
Pemupukan perlu memperhatikan jenis, dosis, waktu dan cara
pemberian pupuk. Pada umumnya varietas unggul lebih banyak memerlukan pupuk
dibandingkan dengan varietas lokal. Pemupukan pada tanaman jagung disajikan pada
tabel 4.
Tabel 4 Dosis dan Waktu Pemberian
Pupuk pada Tanaman Jagung
No.
|
Jenis
|
Dosis
(kg/ha)
|
Waktu
pemberian
|
||
Dasar
|
21 HST
|
35 HST
|
|||
(kg/ha)
|
(kg/ha)
|
(kg/ha)
|
|||
1.
|
Non Hibrida
|
|
|
|
|
|
- Urea
|
200
|
83,33
|
166,67
|
-
|
|
- TSP/SP-36
|
75-100
|
75-100
|
-
|
-
|
|
- KCL
|
50
|
50
|
-
|
-
|
2.
|
Hibrida
|
|
|
-
|
-
|
|
- Urea
|
300
|
100
|
100
|
100
|
|
- TSP/SP-36
|
100
|
100
|
-
|
-
|
|
- KCL
|
50
|
50
|
-
|
-
|
Pertanaman jagung perlu dipupuk dengan pupuk organik 15.000-20.000kg/ha disebar merata saat pengolahan tanah atau disebar dalam larikan dengan dosis 300 kg/ha. Pupuk buatan diberikan secara tugal/larikan sedalam ± 10 cm pada kedua sisi tanaman dengan jarak 7 cm. Pada jarak tanam yang rapat pupuk dapat diberikan di dalam larikan yang dibuat di kiri kanan barisan tanaman.
5) Pengairan dan Penyiraman
Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya,
kecuali bila tanah telah lembab. Pengairan diperlukan pada saat pembentukan
malai dan tongkol. Pemberian air pada pertanaman jagung cukup sampai tingkat
kapasitas lapang atau tidak sampai tergenang. Pertanaman jagung yang terlalu
kering dapat diairi melalui saluran pemasukan air. Air yang diberikan cukup
hanya menggenangi selokan yang ada, dibiarkan satu malam dan pada pagi harinya
sisa air dibuang.
6) Pengendalian hama dan penyakit
Untuk pengendalian
hama dan penyakit pada tanaman jagung dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
A. Kultur teknis
- Pembakaran tanaman
- Pengolahan tanah yang intensif.
- Pengendalian fisik / mekanis
- Mengumpulkan larva atau pupa dan bagian tanaman yang terserang kemudian memusnahkannya.
- Penggunaan perangkap feromonoid seks untuk ngengat sebanyak 40 buah per hektar atau 2 buah per 500 m2 dipasang di tengah tanaman sejak tanaman berumur 2 minggu.
B. Pengendalian Hayati
Pemanfaatan musuh alami seperti : patogen SI-NPV
(Spodoptera litura- Nuclear Polyhedrosis Virus), Cendawan Cordisep,
Aspergillus flavus, Beauveria bassina, Nomuarea rileyi, dan Metarhizium
anisopliae, bakteri Bacillus thuringensis, nematodaSteinernema
sp,. Predator Sycanus sp,. Andrallus spinideus, Selonepnis geminada, parasitoid Apanteles
sp., Telenomus spodopterae, Microplistis similis, dan Peribeae sp.
C. Pengendalian Kimiawi
Beberapa insektisida yang dianggap cukup efektif adalah
monokrotofos, diazinon, khlorpirifos, triazofos, dikhlorovos,
sianofenfos, karbaril, matador zeon, actara, dan amistartop.
3.2 Perhitungan Untuk Analisis Permodalan Dalam
Budidaya Tanaman Jagung
LUAS LAHAN 1
HEKTAR (POPULASI ± 25.000 POHON)
A.
Modal tetap
1. Sewa tanah
2. Hand Sprayer 5 buah
3. Drum untuk mencampur pestisida 2 bh
B. Modal variabel
1.
Persiapan
lahan
·
Pengolahan
tanah 100 HKP Pupuk anorganik :
-
Urea 200 kg
-
SP-36 150 kg
-
KCl 100 kg
2.
Penanaman dan
pemeliharaan
- benih 15 KG
- Penanaman 10 HKW
- Penyulaman 5 HKW
- Tenaga pemupukan susulan 2 x 10 HKW Tenaga penyemprotan 3 x 5 HKP
- Pestisida :
-
Matador
zeon 1
Lt
-
Actara 250
gr
-
Amistartop
600 ml
§ Penyiangan 3 x 10 HKP
§ pengairan 3 x 3 HKP
3.
Panen,
pemipilan :
§ Panen ;
-
20 HKW (hari kerja wanita)
-
20 HKP (hari
kerja pria)
§ Pemipilan 10.000 kg
4.
Biaya operasional:
-
Biaya transport
-
Biaya
lain-lain
C. Keuntungan
Keuntungan akan didapat
dari Jumlah Penjualan Hasil Panen Jagung dikurangkan dengan jumlah biaya
pengeluaran ( modal tetap maupun modal variable )
Jika hasil panen jagung mencapai 9.000 kg per
hektar dan harga pasaran jagung berkisar Rp. 3.000,- per kg, maka rincian perhitungannya adalah 9.000 kg X
Rp. 3.000,- = Rp. 27.000.000,- kemudian barulah dikurangkan dengan
jumlah seluruh biaya pengeluaran, misalkan biaya pengeluaran atau modal
seluruhnya sebesar Rp. 19.261.000,- maka rincian perhitungannya adalah :
Rp. 27.000.000,-
– Rp. 19.261.000,- = Rp. 7.739.000,-
Jadi
keuntungan bersih yang didapat adalah sebesar Rp. 7.739.000,-
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari berbagai pembahasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Dalam perencanaan usaha pertanian khususnya
budidaya tanaman jagung perlu mengetahui kondisi lingkungan yang sesuai dengan
tanaman jagung.
2.
Perencanaan
yang disusun akan membutuhkan beberapa biaya yang diperlukan dalam usaha
pertanian sehingga mempermudah dalam pengambilan keputusan pada usaha
pertanian.
4.2 Saran
Usaha bidang pertanian dengan
budidaya tanaman jagung sangat menguntungkan dilihat dari analisis ekonominya
tetapi dalam usaha perlu adanya perencanaan yang matang agar tidak terjadi
kesalahan dalam biaya maupun budidaya tanamannya.
DAFTAR PUSTAKA
Al Omran et al. 2012. Management
of Irrigation Water Salinity in Greenhouse Tomato Production under Calcareous
Sandy Soil and Drip Irrigation. Journal Of Agricultural Science
And Technology.
Vol 14:939-950.
Fitter dan Hay. 1992. Fisiologi Lingkungan Tanaman.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Kartasapoetra, Ance Gunarsih. 1990. Klimatologi
Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan Tanaman. Jakarta: Bumi Aksara.
Salisbury dan Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid
Dua Biokimia Tumbuhan Edisi Keempat. Bandung: ITB.
0 Comments