MANFAAT
AHLAK DAN TASAWUF DAN FAKTOR KEMUNCULAN ALIRAN TASAWUF
DISUSUN
OLEH :
Nama :
Dosen
Pembimbing :
PRGRAM
DIPLOMA EKONOMI SYARIAH
2016
MAKALAH
AHLAK
MANFAAT
AHLAK DAN TASAWUF DAN FAKTOR KEMUNCULAN ALIRAN TASAWUF
A. Manfaat Mempelajari Ilmu Akhlak
Berkenaan
dengan manfaat mempelajari ilmu akhlak ini, Ahmad Amin mengatakan sebgaai
berikut :
Tujuan
mempelajari ilmu akhlak dan permasalahannya yang menyebabkan kita dapat
menetapkan sebagian perbuatan yang lainnya sebagai yang baik dan sebagian
perbuatan lainnya sebagai yang buruk. Bersikap adil termasuk baik, sedangkan
berbuat zalim termasuk perbuatan buruk, membayar utang kepada pemilkinya
termasuk perbuatan baik, sedangkan mengingkari utang termasuk pebuatan buruk.
Selanjutnya
Mustafa Zahri mengatakan bahwa tujuan perbaikan akhlak itu, ialah untuk
membersihkan qalbu dari kotoran-kotoran hawa nafsu dan marahsehingga hati
menjadi suci bersih, bagaikan cermin yang dapat menerima NUR cahayaTuhan.
Seseorang
yang mempelajari ilmu ini akan memiliki pengetahuan tentang kriteria perbuatan
baik dan buruk, dan selanjutnya ia akan banyak mengetahui perbuatan yang baik
dan perbuatan yang buruk.
Ilmua
akhlak atau akhlak yang mulia juga berguna dalam mengarahkan dan mewarnai
berbagai aktivitas kehidupan manusia disegala bidang. Seseorang yang memiliki
IPTEK yang maju disertai akhlak yang mulia, niscaya ilmu pengetahuaan yang Ia
miliki itu akan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kebaikan hidup manusia.
Sebaliknya, orang yang memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi modern, memiliki
pangkat, harta, kekuasaan, namun tidak disertai dengan akhlak yang mulia, maka
semuanya itu akan disalahgunakan yang akibatnya akan menimbulkan bencana dimuka
bumi.
Demikian
juga dengan mengetahui akhlak yang buruk serta bahaya-bahaya yang akan
ditimbulkan darinya, menyebabkan orang enggan untuk melakukannya dan berusaha
menjauhinya. Orang yang demikian pada akhirnya akan terhindar dari berbagai
perbuatan yang dapat membahyakan dirinya.
Dengan
demikian secara ringkas dapat dikatakan bahwa Ilmu Akhlak bertujuan untuk memberikan
pedoman atau penerangan bagi manusia dalam mengetahui perbuatan yang baik atau
yang buruk. Terhadap perbuatan yang baik ia beruasaha melakukannya, dan
terhadap yang buruk ia berusaha untuk menghindarinya.
B. Manfaat Dari Mempelajari Tasawwuf
Saat
kita telah memahami tassawwuf itu kita mulai dapat membedakan mana yang baik
dan tidak, Bagi tasawwuf mendidik hati dan ma’rifah Allah Yang Maha Mengetahui,
sepertimana kata Ibn `Ajibah: Buah hasilnya ialah kelapangan (mulia) nafsu,
selamat dada dan akhlak yang mulia bersama setiap makhluk.
Faedah
tasawwuf ialah membersihkan hati agar sampai kepada ma’rifat akan terhadap
Allah Ta’ala sebagai ma’rifat yang sempurna untuk keselamatan di akhirat dan
mendapat keridhaan Allah Ta’ala dan mendapatkan kebahagiaan abadi.
C. Faktor Kemunculan
Aliran Tasawuf
- Zaman Nabi SAW tidak ada tasawuf, akantetapi sikap perangainya serta dari para sahabat telah menunjukkan sifat tasawuf.
- Tasawuf muncul sebagai akibat dari ketidakselarasan kondisi social politik pada masa setelah sahabat yang jauh dari nilai-nilai seperti masa lalu untuk kembali ke jalan islam yang lurus dengan mendekatkan diri kepada-Nya.
- Lahirnya tasawuf didorong oleh beberapa faktor: (1) reaksi atas kecenderungan hidup hedonis yang mengumbar syahwat, (2) perkembangan teologi yang cenderung mengedepankan rasio dan kering dari aspek moral-spiritual, (3) katalisator yang sejuk dari realitas umat yang secara politis maupun teologis didominasi oleh nalar kekerasan, (4) perang politik yang saling mengorbankan satu dengan yang lain. Karena itu sebagian ulama memilih menarik diri dari pergulatan kepentingan yang mengatasnamakan agama dengan praktek-praktek yang berlumuran darah. Peri hidup Peri hidup Rasulullah dan sahabat-sahabatnya tidak didasarkan pada nilai-nilai material, nilai-nilai yang bersifat duniawi, misalnya mencari kekayaan pribadi, melainkan bertumpu pada nilai-nilai ibadah, mencari keridhaan Allah SWT. Akhlak mereka demikian tinggi, tunduk, patuh kepada Allah, tawadhu’ (merendah diri) dan sebagainya, bagaikan tanaman padi, kian berisi kian merunduk. Peri hidup Nabi dan para sahabatnya yang terpuji (akhlaqul karimah) tersebut antara lain:
- Hidup zuhud (tidak mementingkan keduniaan).
- Hidup qanaah (menerima apa adanya).
- Hidup taat (senantiasa menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya).
- Hidup istiqamah (tetap beribadah).
- Hidup mahabbah (sangat cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, melebihi cinta kepada dirinya dan makhluk lainnya).
- Hidup ubudiah (mengabdikan diri kepada Allah).3
DAFTAR
PUSTAKA
http://rahmadhani032.blogspot.co.id/2013/06/akhlak-dan-tasawuf-lengkap.html
Hasan, Abd-Hakim, al-Tasawuf fi Syi’r
al-Arabi,Mesir,al-Anjalu al-Misriyyah,1954.
Munawir,Ahmad warson, al-Munawwir : Kamus
Arab – Indonesia, PP. al-Munawwir,Yogyakarta, 1984.
Nasution, Harun, Prof. Dr., Falsafat dan
Mistisme dalam Islam, Jakarta, Bulan Bintang,1995.
Syukur, Amin,Prof. Dr., Menggugat
Tasawuf,Yogyakarta,Pustaka Pelajar, 2002.
Khoiri, Alwan.Dr.M.A., Damami.Moh.Drs.M.A.g.,
dkk., Akhlak Tasawuf, Yogyakarta, Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga,
2005.
0 Comments