MAKALAH
INSTRUMEN NONTES
Makalah
disusun
sebagai salah satu tugas mata kuliah
Evaluasi Pembelajaran
Oleh :
TAHUN 2021
KATA PENGATAR
Puji Syukur
kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat taufik hidayah dan
inayahnya kami dapat menyelesaikan tugas penyusunan makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini membahas tentang Instrumen
Nontes
Kami juga
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif
dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Semoga
makalah ini dapat membantu bagi semua pihak untuk mendalami Pendidikan Anti
Korupsi terutama dalam lingkungan mahasiswa.
Maret 2021
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
belakang....................................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah.................................................................................. 2
C. Tujuan.................................................................................................... 3
BAB I PEMBAHASAN
A. Pengertian Tentang
Nontes................................................................... 4
B. Jenis-Jenis Nontes.................................................................................. 4
C. Teknik Penyusunan Non Tes................................................................. 6
D. Contoh Kisi-kisi
dan Intrument Non
Tes........................................... 13
BAB III PENUTUP
A. Simpulan.............................................................................................. 16
B. Saran.................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Mutu
pendidikan dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya peserta didik, guru,
pengelolah sekolah, lingkungan, kualitas pengajaran, kurikulum dan sebagainya.
Usaha peningkatan pendidikan bisa ditempuh dengan peningkatan kualitas
pembelajaran dan sistem evaluasi yang baik. Keduanya saling berkaitan sistem
pembelajaran yang baik akan menghasilkan kualitas pendidikan yang baik,
selanjutnya sistem penilaian yang baik akan mendorong guru untuk menentukan
strategi mengajar yang baik dan memotivasi peserta didik untuk belajar yang
lebih baik. Sehubungan dengan itu,
maka di dalam pembelajaran dibutuhkan guru yang tidak hanya mengajar dengan
baik, namun mampu melakukan evaluasi dengan baik. Kegiatan evaluasi sebagai
bagian dari program pembelajaran perlu lebih dioptimalkan. Evaluasi tidak hanya
bertumpu pada penilaian hasil belajar, namun perlu penilaian terhadap input,
output dan kualitas proses pembelajaran itu sendiri. Setiap individu memiliki
perbedaan perilaku. Dengan
adanya perbedaan individu itu, maka perlu diciptakan alat untuk mendiagnosis
atau mengukur keadaan individu dan alat pengukuran itulah yang lazim disebut
tes, sebagai contoh yaitu dalam proses belajar mengajar. Perlu diketahui bahwa,
keberhasilan peserta didik dalam proses belajar-mengajar tidak hanya dapat
diukur dengan alat tes. Sebab masih banyak aspek-aspek kemampuan peserta didik
yang sulit diukur secara kuantitatif dan mencakup objektifitas misalnya aspek
afektif psikomotor. Setiap dimensi dan aspek yang diukur memerlukan alat atau
instrumen yang berbeda.
Pada prinsipnya, setiap melakukan
evaluasi pembelajaran, kita dapat menggunakan teknik tes dan non-tes, sebab
hasil belajar atau aspek-aspek pembelajaran bersifat aneka ragam. Dengan teknik
non-tes maka penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan
dengan tanpa “menguji” peserta didik, melainkan dilakukan dengan melakukan
beberapa jenis teknik non-tes. Teknik non-tes sering kali kurang mendapat
perhatian para guru, karena kurang dikenal atau kurang handal dibanding dengan
teknik tes. Mengingat alat pengembangan non-tes belum terbiasa dilakukan
terutama oleh pendidik. Maka diperlukan suatu langkah-langkah untuk penyusunan
dan pengembangan instrument non-tes.
Instrumen
non-tes dapat digunakan jika kita ingin mengetahui kualitas proses dan produk
dari suatu pekerjaan serta hal-hal yang berkenaan dengan domain afektif,
seperti sikap, minat, bakat dan motivasi. Setiap dimensi dan aspek yang diukur
memerlukan alat atau instrumen yang berbeda. Pada prinsipnya, setiap melakukan
evaluasi pembelajaran, kita dapat menggunakan teknik tes dan non-tes, sebab
hasil belajar atau aspek-aspek pembelajaran bersifat aneka ragam. Hasil belajar
dapat berupa pengetahuan teoretis, keterampilan, dan sikap. Pengetahuan
teoretis dapat diukur dengan menggunakan teknik tes. Keterampilan dapat diukur
dengan menggunakan tes perbuatan. Adapun perubahan sikap dan pertumbuhan anak
dalam psikologi hanya dapat diukur dengan teknik non-tes misalnya observasi,
wawancara, skala sikap, dan lain-lain. Dengan kata lain, banyak aspek
pembelajaran termasuk jenis hasil belajar yang hanya dapat diukur dengan teknik
non-tes. Jika hasil evaluator hanya menggunakan teknik tes saja, tentu data
yang dikumpulkan menjadi kurang lengkap dan tidak bermakna, bahkan dapat
merugikan pihak-pihak tertentu. Justru teknik non-tes digunakan sebagai suatu
kritikan tehadap kelemahan teknik tes.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Apa pengertian Instrumen non-tes?
2.
Apa sajakah yang masuk instrumen non-tes?
3.
Bagaimanakah cara scoring intrumen non-tes?
4. Contoh kisi-kisi dan instrument non-tes?
C. TUJUAN
1.
Mengetahui pengertian intrumen non-tes
2.
Mengetahui macam-macam instrumen
non-tes
3. Mengetahui kisi-kisi dan instrument non-tes
BAB I
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tentang Nontes
Instrument non-tes adalah intrumen
selain tes prestasi belajar. Alat yang dapat digunakan adalah lembar pengamatan
atau observasi dan istrumen tes sikap, minat dsb. Instrumen non-tes biasanya
digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar, aspek psikomotorik atau
keterampilan, sikap atau nilai, yaitu untuk menggali informasi atau
mengumpulkan data yang berkaitan dengan penilaian, pendapat atau opini terhadap
sesuatu yang berkaitan dengan keterampilan, perilaku, sikap atau nilai.
Hal yang perlu diperhatikan dalam
penyusunan instrumen evaluasi adalah jumlah butir pernyataan dari suatu
instrumen, karena semakin banyak jumlah butir pernyataan (unsur yang
dievaluasi) maka semakin baik kualitasnya. Pada prinsipnya prosedur penulisan
untuk instrument non-tes adalah sama dengan prosedur penulisan tes pada tes
prestasi belajar, yaitu menyusun kisi-kisi tes, menuliskan butir soal
berdasarkan kisi-kisinya, telaah, validasi butir, uji coba butir, perbaikan
butir berdasarkan hasil uji coba.
Namun, dalam proses awalnya, sebelum
menyusun kisi-kisi tes terdapat perbedaan dalam menentukan validitas isi
diperoleh melalui kurikulum dan buku pelajaran, tetapi untuk non-tes validitas
isi atau konstruknya diperoleh melalui “teori”.
B. Jenis-Jenis Nontes
a. Observasi
Observasi
merupakan suatu pengamatan langsung terhadap siswa dengan memperhatikan tingkah
lakunya. Secara umum observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan
(data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara
sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.
Menurut cara dan tujuannya, obsevasi dapat dibedakan
menjadi 3 macam:
1)
Partisipatif dan nonpartisipatif
2)
Observasi sistematis dan nonsistematis
3)
Observasi eksperimental
Cara pengembangan observasi:
1)
Merumuskan tujuan
2)
Merumuskan kegiatan
3)
Menyusun langkah-langkah
4)
Menyusun kisi-kisi
5)
Menyusun panduaan obsevasi
6)
Menyusun alat penilaian
Contoh observasi:
Guru
mengamati cara anak melukis sudut 300.
b. Wawancara (Interview)
Wawancara
adalah suatu teknik penilaian yang dilakukan dengan cara percakapan (dialog)
yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan tujuan informasi yang
hendak digali.
Wawancara dibedakan menjadi 2 macam:
1)
Wawancara bebas
2)
Wawancara terpimpin
Cara pengembangan wawancara:
1)
Perumusan tujuan yang ingin dicapai dari wawancara
2)
Perumusan kegiatan atau aspek-aspek yang dinilai
3)
Penyusunan kisi-kisi dan bentuk wawancara
4)
Penyusunan pedoman dan pertanyaan wawancara
5)
Lembaran penilaian
Contoh wawancara:
Guru
menanyakan ke siswa :
“Bagaimana
cara kamu menghitung volum dari gambar balok ini? ”
“Mengapa
kamu menggunakan cara tersebut?”
“Dari mana
kamu mengetahui cara tersebut?”
c.
Angket (Questionaire)
Angket
adalah daftar pertanyaan yang terbagi dalam beberapa kategori.
Ditinjau dari segi yang memberikan jawaban, angket dibedakan menjadi 2
macam:
1)
Angket langsung
2)
Angket tidak langsung
Ditinjau dari segi cara memberikan jawaban, angket dibedakan menjadi 2
macam:
1)
Angket tertutup
2)
Angket terbuka
Ditinjau dari strukturnya, angket dibedakan menjadi 2
macam:
1)
Angket terstruktur
2)
Angket tidak terstruktur
Cara pengembangan angket:
1)
Merumuskan tujuan
2)
Merumuskan kegiatan
3)
Menyusun langkah-langkah
4)
Menyusun kisi-kisi
5)
Menyusun panduan angket
6)
Menyusun alat penilaian
C. Teknik
Penyusunan Non Tes
Teknik nontes merupakan teknik penilaian untuk
memperoleh gambaran terutama mengenai karakteristik, sikap, atau kepribadian.
Selama ini teknik nontes kurang digunakan dibandingkan teknis tes. Dalam
proses pembelajaran pada umumnya kegiatan penilaian mengutamakan teknik
tes. Hal ini dikarenakan lebih berperannya aspek pengetahuan dan keterampilan
dalam pengambilan keputusan yang dilakukan guru pada saat menentukan
siswa. Seiring dengan berlakunya kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP) yang didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar maka teknik
penilaian harus disesuaikan dengan kompetensi yang diukur, aspek yang akan
diukur, pengetahuan, keterampilan atau sikap, kemampuan siswa yang akan
diukur, sarana dan prasarana
yang ada.
Dalam
dunia pendidikan teknik nontes yang sering digunakan adalah pengamatan
(observasi), dan terkadang, seorang guru juga menggunakan wawancara. Dalam
penelitian-penelitian sosial, teknik nontes biasanya juga digunakan untuk
mendapatkan informasi mengenai keadaan obyek penelitian. Teknik nontes yang
sering digunakan dalam penelitian-penelitian sosial penelitian adalah
kuesioner. Dibawah ini adalah jenis-jenis penelitian non tes :
a. Pengamatan
(Observasi)
Secara
umum, pengertian observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan atau
data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara
sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.
Observasi
sebagai alat evaluasi banyak digunakan untuk menilai tingkah laku individu atau
proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang
sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Observasi dapat mengukur atau menilai
hasil dan proses belajar : misalnya tingkah laku peserta didik pada waktu guru
pendidikan agama menyampaikan pelajaran di kelas, tingkah laku peserta didik
pada jam-jam istirahat atau pada saat terjadinya kekosongan pelajaran, perilaku
peserta didik pada saat sholat jamaah di mushola sekolah, ceramah-ceramah
keagaaman, upacara bendera, ibadah shalat tarawih dan sebagainya.
Teknik
pengamatan atau observasi merupakan salah satu bentuk teknik nontes yang biasa
dipergunakan untuk menilai sesuatu melalui pengamatan terhadap objeknya secara
langsung, seksama dan sistematis. Pengamatan memungkinkan untuk melihat dan
mengamati sendiri kemudian mencatat perilaku dan kejadian yang terjadi pada
keadaan sebenarnya. Berikut ini beberapa karakteristik dari observasi
yaitu mempunyai tujuan, bersifat ilmiah, terdapat aspek yang diamati, praktis
Menurut
Moleong (2005 : 176) pengamatan dapat dibedakan menjadi dua yaitu pengamatan
berperanserta dan tidak berperanserta. Dalam pengamatan yang tidak
berperanserta, seseorang hanya melakukan satu fungsi yaitu mengamati tetapi
pada pengamatan berperanserta seseorang disamping mengamati juga menjadi
anggota dari obyek yang diamati.
Pengamatan
dapat pula dibagi atas pengamatan terbuka dan tertutup. Terbuka jika obyek yang
diamati mengetahui bahwa mereka sedang diamati dan sebaliknya. Selain itu
pengamatan juga dibagi pada latar alamiah (pengamatan tak terstruktur) dan
latar buatan (pengamatan terstruktur). Pengamatan ini biasanya dapat dilakukan
pada eksperimen. Dalam pengamatan berstruktur, kegiatan pengamatan itu telah
diatur sebelumnya. Isi, maksud, objek yang diamati, kerangka kerja, dan
lain-lain, telah ditetapkan sebelum kegiatan pengamatan dilaksanakan. Oleh
karena itu, kegiatan pencatatan hanya dilakukan terhadap data-data yang sesuai
dengan cakupan bidang kebutuhan seperti yang telah ditetapkan sejak semula.
Lain halnya dengan pengamatan tak berstrukur, dalam melakukan pengamatannya, si
pengamat tidak dibatasi oleh kerangka kerja yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Setiap data yang muncul yang dianggap relevan dengan tujuan pengamatannya
langsung dicatat. Dengan demikian, data yang diperoleh lebih mencerminkan
keadaan yang sesungguhnya. Perilaku siswa dalam keadaan seperti itu bersifat
wajar, apa adanya dan tidak dibuat-buat.
Teknik
pengamatan jika dilakukan untuk melihat apakah perbuatan siswa sudah benar atau
tidak dapat dikategorikan sebagai teknik tes. Misalnya jika dalam praktek
olahraga seorang guru akan melihat apakah cara melempar lembing seseorang sudah
sesuai dengan teori atau tidak, maka pengamatan jenis ini terkategori sebagai
teknik tes. Tetapi jika pengamatan dilakukan terhadap aspek afektif seperti
cara seorang siswa bersikap terhadap guru, menjaga kebersihan, perhatian
terhadap tugas-tugas sekolah dan sebagainya, maka teknik ini termasuk teknik
nontes. Pengamatan/observasi adalah teknik penilaian yang dilakukan oleh
pendidik dengan menggunakan indera secara langsung. Observasi dilakukan dengan
cara menggunakan instrumen yang sudah dirancang sebelumnya.
Contoh
aspek yang diamati pada pelajaran Matematika:ketelitian;
§ kecepatan kerja;
§ kerjasama;
§ kejujuran.
Contoh
aspek yang diamati pada pelajaran Bahasa Indonesia
§ kerapian dan kebenaran tulisan;
§ kesantunan berbahasa;
§ kecermatan berbahasa.
Contoh
aspek yang diamati pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan;
§ kedisiplinan;
§ tanggung jawab;
§ kerjasama;
§ inisiatif;
§ toleransi;
§ kebersihan dan kerapihan.
Alat/instrumen
Untuk penilaian
melalui pengamatan dapat menggunakan skala sikap dan atau angket
(kuesioner).
Skala
sikap
Skala
sikap adalah alat penilaian hasil belajar yang berupa sejumlah pernyataan sikap
tentang sesuatu yang jawabannya dinyatakan secara berskala, misalnya skala
tiga, empat atau lima. Pengembangan skala sikap dapat mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut :
1) Menentukan
objek sikap yang akan dikembangkan skalanya misalnya sikap
terhadap kebersihan.
2) Memilih dan membuat daftar dari konsep dan kata sifat
yang relevan dengan objek penilaian sikap. Misalnya
: menarik, menyenangkan, mudah dipelajari dan sebagainya.
3) Memilih
kata sifat yang tepat dan akan digunakan dalam skala.
4) Menentukan
skala dan penskoran.
Contoh
:
Penilaian
skala sikap terhadap kebersihan.
No |
Pernyataan |
Skala |
||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
||
1. |
Rumah sebaiknya dirawat kebersihannya setiap hari |
|||||
2. |
Kebersihan rumah menjadi tanggung jawab semua anggota
keluarga |
|||||
3. |
Ruang kelas perlu dijaga kebersihannya setiap hari |
|||||
4. |
Kebersihan ruang kelas menjadi tanggung jawab setiap
anggota kelas |
|||||
5. |
Setiap siswa sebaiknya melaksanakan tugas piket dengan
penuh rasa tanggung jawab |
|||||
6. |
Anak yang lalai melaksanakan tugas piket harus menggantinya
pada waktu lain |
|||||
7. |
Ketua kelas tidak perlu melaksanakan tugas piket karena
sudah bertugas mengatur kegiatan kelas |
Keterangan
:
1.
sangat tidak setuju
2.
tidak setuju
3.
kurang setuju
4.
setuju
5.
sangat setuju
Sama
halnya dengan instrument evaluasi yang lain,obsevasi memiliki beberapa
kelemahan dan kelebihan yaitu:
a) Kelemahan:
1. Pelaksanaannya
sering terganggu keadaan cuaca atau kesan yang kurang baik dari observer maupun
observi.
2. Masalah
yang sifatnya pribadi sulit diamati.
3. Apabila
memakan waktu lama, akan menimbulkan kejenuhan.
b) Kelebihan:
1. Observasi
cocok dilakukan untuk berbagai macam fenomena.
2. Observasi
cocok untuk mengamati perilaku.
3. Banyak
aspek yang tidak dapat diukur dengan tes tetapi bisa diukur dengan observasi.
b. Wawancara/Interview
Secara
umum yang dimaksud dengan wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan
keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak,
berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan.
Wawancara
atau interview merupakan salah satu alat penilaian nontes yang dipergunakan
untuk mendapatkan informasi tertentu tentang keadaan responden dengan jalan
tanya-jawab sepihak. Dikatakan sepihak karena pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan dalam kegiatan wawancara itu hanya berasal dari pihak pewawancara
saja, sementara responden hanya bertugas sebagai penjawab. Maksud diadakan
wawancara sebagaimana dikutip Moleong dari Lincoln dan Guba (1985 : 266) antara
lain mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi,
tuntutan, kepedulian dan lain sebagainya.[2]
Ada
banyak pembagian wawancara yang dilakukan para ahli. salah satu diantaranya
adalah membagi wawancara kedalam dua bentuk yaitu wawancara bebas dan wawancara
terpimpin. Yang dimaksud wawancara terpimpin adalah suatu kegiatan wawancara
yang pertanyaan-pertanyaan serta kemungkinan-kemungkinan jawabannya itu telah
dipersiapkan pihak pewawancara, responden tinggal memilih jawaban yang sudah
dipersiapkan pewawancara. Sebaliknya dalam wawancara bebas, responden diberi
kebebasan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pewawancara sesuai dengan
pendapatnya tanpa terikat oleh ketentuan-ketentuan yang telah dibuat
pewawancaranya. Sedangkan kelemahan dan kelebihan jenis instrument
wawancara adalah sebagai berikut:
a) Kelemahan:
a. Jika subjek yang ingin diteliti banyak maka akan
memakan waktu yang banyak pula.
b. Terkadang wawancara berlangsung berlarut-larut tanpa
arah.
c. Adanya sikap yang kurang baik dari responden maupun
penanya.
b) Kelebihan:
1. Dapat memperolehinformasi secara langsung sehingga
objectivitas dapat diketahui.
2. Dapat memperbaiki proses dan hasil belajar
3. Pelaksanaannya lebih fleksibel, dinamis dan personal
c. Kuisioner
Angket
atau kuisioner juga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam rangka penilaian
hasil belajar. Berbeda dengan wawancara dimana penilai atau evaluator
berhadapan secara langsung (face to face) dengan peserta didik atau dengan
pihak lainnya, maka dengan menggunakan angket pengumpulan data sebagai bahan
penilaian hasil belajar jauh lebih praktis, menghemat waktu dan tenaga. Hanya
saja jawaban-jawaban yang diberikan acapkali tidak sesuai dengan kenyataan yang
sebenarnya; apalagi jika pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam angket itu
kurang tajam, sehingga memungkinkan bagi responden untuk memberikan jawaban
yang diperkirakan akan melegakan atau memberikan kepuasan kepada pihak penilai.
Kuesioner
merupakan bentuk lain dari teknik nontes. Secara umum, ada dua jenis kuesioner
yaitu kuesioner tertutup dan terbuka. Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang
telah disediakan alternatif jawabannya sehingga responden tinggal memilih yang
sesuai dengan keadaan dirinya. Sedangkan kuesioner terbuka adalah kuesioner
yang jawabannya belum disediakan sehingga responden bebas menuliskan apa yang
dia rasakan. Satu hal yang menjadi ciri utama kuesioner adalah dalam kuesioner
tidak ada jawaban benar atau salah. Angket adalah alat penilaian hasil
belajar yang berupa daftar pertanyaan tertulis untuk menjaring informasi
tentang sesuatu, misalnya tentang latar belakang keluarga siswa, kesehatan
siswa, tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran, media, dan lain-lain.[3]
D.
Contoh Kisi-kisi dan Intrument Non Tes
a.
Contoh Kisi
NO |
Indikator |
Butir Instrument |
1. |
Mengidentifikasi
perbedaan teks struktur isi teks hasil observasi dengan deskripsi |
Berdasarkan
teks hasil observasi dan deskripsi jelaskan ciri-ciri judul,
klasifikasi umum, dan deskripsi pada teks observasi yang kamu baca! |
2. |
Mengidentifikasin
perbedaan bahasa yang digunakan pada teks hasil observasi dan deskripsi |
Jelaskan
ciri-ciri bahasa yang digunakan dalam teks observasi dan deskripsi yang kamu
baca disertai bukti yang mendukung jawabanmu! |
b.
Contoh
Intrumen Non Tes
a) Tes skala sikap
Tes skala sikap adalah perasaan suka
atau tidak suka atau kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu atau objek.
Seperti : sikap terhadap materi pelajaran, guru, proses pembelajaran,
norma-norma tertentu dan sebagainya.
Penilaian tes skala sikap atas 3
komponen berikut :
· Komponen afektif adalah perasaan
yang dimiliki oleh seseorang terhadap objek.
· Komponen kongnisi adalah kepercayaan
atau keyakinan yang menjadi pegangan seseorang.
· Komponen konasi adalah kecenderunan
untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu terhadap sesuatu
objek.
b) Tes minat belajar
Minat merupakan kemampuan seseorang
untuk memberikan perhatian terhadap suatu objek yang disertai dengan raa senang
dan dilakukan penuh kesadaran.
Peserta didik yang menaruh minat
pada suatu mata pelajaran, perhatiannya akan tinggi dan minatnya berfungsi
sebagai pendorong kuat untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar
mengajar pada pelajaran tersebut.
c)
Tes motivasi berprestasi
·
Definisi konsep
Motivasi berprestasi adalah motivasi
yang medorong peserta didik untuk berbuat baik dari apa yang dibuat atau diraih
sebelumnya mapun yang dibuat atau diraih orang lain.
·
Definisi operasional
Motivasi berprestasi adalah motivasi
yang mendorong seseorang untuk berbuat lebih baik dari apa yang pernah dibuat
atau diraih sebelumnya maupun yang dibuat atau diraih orang lain yang dapat
diukur melalui:
a) Berusaha untuk untuk unggul dalam kelompoknya
b) Menyelesaikan tugas dengan baik
c) Rasional dalammeraih keberhasilan
d) Menyukai tantangan
e) Menerima tanggung jawab pribadi
untuk sukses
f) Menyukai situasi pekerjaan dengan
tanggung jawab pribadi, umpan balik dan resiko tingkat menengah
d)
Tes kreativitas
Keativitas merupakan proses berfikir
yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan secara
benar dan bermanfaat (Devito, 1989 : 118).
Ciri-ciri kreativitas berkaitan
dengan imaginasi, orisinalitas, berfikir devergen, penemuan hal-hal yang
bersifat baru, intuisi, hal-hal yang menyangkut perubahan dan eksploasi (coben,
1976 : 17). Tes kreativitas teriri dari dua yaitu tes verbal dan tes gambar.
Yang memilki ciri kelancaran, keluwesan, keaslian dan elaborasi (Torance, 1974
: 8).
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Instrumen
non-tes dapat digunakan jika kita ingin mengetahui kualitas proses dan produk
dari suatu pekerjaan serta hal-hal yang berkenaan dengan domain afektif,
seperti sikap, minat, bakat dan motivasi. Instrumen non-tes dapat digunakan
jika kita ingin mengetahui kualitas proses dan produk dari suatu pekerjaan
serta hal-hal yang berkenaan dengan domain afektif, seperti sikap, minat, bakat
dan motivasi.
Instrumen
evaluasi jenis non-tes diartikan sebagai sesuatu yang digunakan untuk
mempermudah pihak-pihak tertentu untuk memperoleh kualitas atas suatu objek
dengan menggunakan teknik non-tes.Macam-macam instrumen evaluasi non tes
meliputi : Observasi, wawancara, angket, skala sikap, daftar cek, skala penilaian,
sosiometri, catatan Insidental.
Pemberian penghargaan terhadap
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan
perhtian, motivasi, semangat, dan kemudahan belajar, serta memodifikasi
tingkahlaku peserta didik yang kurang positif menjadi tingkah laku yang
produktif.
B. Saran
Penyusunan makalah ini jauh dari sempurna
walaupun telah dikerjakan dengan penuh kesungguhan dan ketelitian. Mengingat
keterbatasan penulisan serta sifat manusia yang fitrahnya lupa dan salah. Oleh
karena itu penulis mengharapkan adanya keritikan dan saran dari berbagai pihak
untuk perbaikan demi kemajuan bersama.
DAFTAR PUSTAKA
H. Djaali
dan Pudji Mulyono. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: PT
Grasindo. 2008.
Miftachudin. 2010. Kekurangan dan
Kelebihan Bentuk Tes Jenis Uraian.
Nur, Dewi
dkk. 2009. Teknik dan Alat Evaluasi Pendidikan Nontes. Bogor. Laporan
kegiatan.
Sunarya, Yaya. 2011. Strategi Meningkatkan Kualitas Tes Uraian.
0 Comments